Deprecated: rtrim(): Passing null to parameter #1 ($string) of type string is deprecated in /home/fpikundip/public_html/wp-includes/formatting.php on line 2819
Alumni Manajemen Sumber Daya Perairan UNDIP 2008 Sumbang Motor Listrik

Alumni Manajemen Sumber Daya Perairan UNDIP 2008 Sumbang Motor Listrik

FPIK, SEMARANG – Kepedulian Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro kepada Almamaternya kembali ditunjukkan oleh salah seorang Alumni Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan. Hengki Febrianto, S.Pi merupakan Alumni Prodi MSP Angkatan 2008 menghibahkan 1 unit Sepeda Motor Listrik Roda 2 (Dua) dan 1 unit Sepeda Motor Listrik Roda 3 (Tiga). Penyerahan sumbangan dilaksanakan pada Kamis, 17 Januari 2019 di Gedung D FPIK dan diterima oleh Dekan FPIK, Prof. Dr. Ir. Agus Sabdono, M.Sc didampingi oleh Wakil Dekan I, Ketua Departemen Sumberdaya Akuatik dan Ketua Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan. Dalam Sambutannya, Dekan mengucapkan terima kasih kepada Hengki Febrianto, S.Pi dan PT. BF Goodrich yang telah memberikan kontribusinya kepada almamater.

Gambar: Sepeda Motor Listrik Roda 2 (Dua).

 

Gambar: Sepeda Motor Listrik Roda 3 (Tiga).

Diharapkan sumbangan tersebut dapat bermanfaat bagi FPIK, khususnya untuk operasional tenaga kependidikan. Terlebih lagi Sepeda Motor tersebut bertenaga listrik, yang tentunya ramah lingkungan dan dapat mengurangi emisi karbon. (Ratnaningtyas).

Departemen Oseanografi Telah Tersertifikasi ISO 9001:2015

FPIK, SEMARANG – Pada  9 Januari 2019, Departemen Oseanografi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP telah secara sah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015 dengan lingkup “Management of Higher Education” dari United Registrar of Systems (URS) yang berlaku sampai dengan 8 Januari 2022, dengan nomor sertifikat 105039/A/0001/UK/En.

Dengan adaya sertfikasi ini menunjukkan bahwa Departemen Oseanografi UNDIP telah menjalankan dan memenuhi standar international untuk sistem manajemen pendidikan perguruan tinggi yang diakui secara Internasional.

Kepala Departemen Oseanografi, yaitu Dr. Denny Nugroho S, S.T, M.Si menyampaikan semoga dengan adanya sertifikasi ini, Departemen Oseanografi akan semakin baik kedepannya, dia juga menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh jajaran staff Departemen Oseanografi dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP yang telah membantu dan mendukung dalam tersertifikasinya Departemen Oseanografi. (Ratnaningtyas).

Kunjungan Duta Besar Suriname untuk Indonesia di FPIK

FPIK, SEMARANG – Duta besar Suriname bagi Indonesia Ricardo W. Panka, hari Jumat 31 Agustus 2018 mengunjungi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UNDIP untuk menjajagi kemungkinan kerjasama. Mr. Ricardo didampingi oleh staff dari Kedutaan Besar Suriname serta staff dari Pemerintah Kota Semarang menyempatkan diri untuk berkunjung ke FPIK karena tertarik untuk mengembangkan mangrove   di Suriname. Kunjungan ke Semarang kali ini sekaligus dalam rangka melakukan kerjasama sister city dengan Pemerintah Kota Semarang.

Pada kunjungan di FPIK, Mr. Ricardo diterima oleh Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi, Prof. Dr. Ir. Ambaryanto, MSc dan didampingi oleh Wakil Dekan bidang Akademik dan Kemahasiswaan Dr. Ir. Suradi, Wakil Dekan bidang Sumberdaya Baskoro, ST, MT; Wakil Dekan bidang Bisnis Ir. Irwani M.Phil dan Wakil Dekan bidang Riset dan Inovasi Tita Elfitasari, Spi, MSc, PhD serta beberapa ketua departemen. Selama diskusi kerjasama, Mr. Ricardo tampak sangat terkesan dengan beberapa program yang ditawarkan antara lain beasiswa bagi mahasiswa Suriname untuk kuliah di UNDIP, kerjasama riset serta program scientific diving untuk mahasiswa.

Mr. Ricardo sangat yakin bahwa kerjasama ini dapat terwujud, khususnya karena Suriname dan Indonesia memiliki hubungan sejarah yang kuat.

Sekitar 20% dari penduduk Suriname adalah keturunan Jawa, yang sampai saat ini masih mempertahankan bahasa Jawa untuk berkomunikasi di Suriname. Mr. Ricardo sendiri juga sedikit menguasai bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Kunjungan selama 1,5 jam ini kemudian diakhiri dengan tukar menukar cinderamata dan foto bersama sebelum rombongan meneruskan perjalanan menuju Balaikota Semarang. (Ratnaningtyas).

Pengenalan Kegiatan Penyelaman Ilmiah di Karimunjawa Tahun 2018

FPIK, SEMARANG – Program pelatihan diving bagi mahasiswa Kwansei Gakuin University (KGU), Jepang berlangsung selama 9 hari (22 – 30 Agustus 2018) di Semarang dan Karimunjawa. Program Summer Course Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro ini diikuti oleh mahasiswa yang didampingi oleh Dosen Kwansei Gakuin University (KGU) Jepang, Prof. Hideki Hashimoto, Ph.D dan Yuko Iwatsuki, Ph.D.

Kuliah dan Opening Ceremony Program Summer Course yang dilaksanakan hari ini, Kamis 23 Agustus 2018 di Kampus Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan ini dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Diponegoro (Prof. Dr. Ir. Muhammad Zainuri, DEA) dan didampingi oleh Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Ir. Agus Sabdono, M.Sc dan dihadiri oleh Para Wakil Dekan FPIK dan Para Ketua Departemen FPIK serta Instruktur Diving.

Narasumber kegiatan Summer Course ini terdiri dari beberapa dosen dari Departemen Ilmu Kelautan antara lain, Introduction to Scientific Diving oleh Dr. Ir. Munasik, M.Sc; Coral Reef oleh Dr. Ir. Diah Permata Wijayanti, M.Sc; Mangrove Habitat oleh Dr. Rudhi Pribadi, dan Explore Karimunjawa oleh Agus Trianto, S.T., M.Sc., Ph.D

Instruktur pelatihan Diving, Dr. Ir. Munasik, M.Sc menjelaskan bahwa program ini merupakan kerjasama antara Kwansei Gakuin University (KGU), Jepang dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro sejak tahun 2016, dan kegiatan kali ini merupakan kegitan yang ketiga kalinya dilaksanakan. (Ratnaningtyas).

Cakalang dan Udang Vaname Produk Perikanan Indonesia Terbanyak Diekspor Maret 2017

(Ilustrasi udang vaname/antaranews.com)

FPIK, SEMARANG – Dari data terbaru yang dirilis oleh Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Indonesia mengekspor produk perikanan mati sebanyak 81.916,31 ton sepanjang Maret 2017. Sedangkan jumlah volume ekspor produk perikanan hidup dari Indonesia sebanyak 509.887.680 ekor. Total impor Indonesia pada produk perikanan mati mencapai 37.424,34 ton pada bulan Maret 2017. Sedangkan jumlah volume impor produk perikanan hidup sebanyak 23.375 ekor. Didapati fakta menarik, Indonesia mengimpor cukup banyak induk udang Vannamei dari Amerika Serikat. Namun, jumlah volume ekspor udang Vannamei dari Indonesia ke Amerika juga sangat tinggi.

Adapun kategori produk perikanan hidup yang paling banyak diekspor Indonesia ke negara lain pada bulan Maret 2017, sebagai berikut:

  • Benih bandeng 497.768.000 ekor (97,62 % dari keseluruhan volume ekspor produk perikanan hidup).
    Negara tujuan utama yaitu Filipina (77,86 %), Taiwan (19,95 %), dan Singapura (1,67 %).
  • Ikan Hias Air Laut 4.444.610 ekor (0,87%). Negara tujuan utama yaitu China (15,13 %), Amerika Serikat (6,67%), dan Singapura (5,5 %).
  • Ikan Hias Air Tawar 3.584.174 ekor (0,70%). Negara tujuan utama yaitu Jepang (19,75 %), Singapura (16,78 %), Amerika Serikat (12,34 %), Jerman (7,66 %), dan China (6,24 %).
  • Benih Kerapu 738.995 ekor (0,14%). Negara tujuan utama Vietnam (42,95 %), Malaysia (17,13 %) dan Taiwan (7,56 %).
  • Kepiting 571.459 ekor (0,11%. Negara tujuan utama Malaysia (58,49 %), Singapura (17,86 %), Hong Kong (11,80 %) dan China (10,80 %).
  • Udang Hias 323.530 ekor (0,06 %). Negara tujuan utama Jepang (19,47 %), Amerika Serikat (10,45 %), Britania Raya (7,83 %), Jerman (7,66 %) dan China (6,24 %).
  • Benih Kerapu Cantang 308.715 ekor (0,06 %). Negara tujuan utama yaitu Malaysia (59,47 %), Thailand (19,80 %), dan Singapura (13,93 %).
  • Ikan Kerapu 308.120 ekor (0,06 %). Negara tujuan utama Hong Kong (76,67 %), Malaysia (15,27 %), Singapura (7,57 %).

Kategori produk perikanan mati yang paling banyak diekspor Indonesia ke negara lain pada bulan Maret 2017, sebagai berikut :

  • Ikan Cakalang 8.137,04 ton (9,93 % dari keseluruhan volume ekspor produk perikanan mati).
    Negara tujuan utama Jepang (49,87 %), Thailand (17,14 %), Spanyol (6,61 %), dan Italia (5,78 %).
  • Udang Vaname 6.655,42 ton (8,13 %). Negara tujuan utama Amerika Serikat (70,50 %), Jepang (10,94%), dan Vietnam (5,06 %).
  • Ikan Tuna 6.267,44 ton (7,65%). Negara tujuan utama Amerika Serikat (17,26 %), Thailand (16,28 %), dan Jepang (11,44 %).
  • Ikan Beku 6.144,03 ton (7,50% ). Negara tujuan utama China (27,66 %), Vietnam (13,80 %), dan Taiwan (12,10 %).
  • Cumi-cumi 5.579,32 ton (6,81 %). Negara tujuan utama China (42,25 %), Vietnam (20,40 %) dan Taiwan (14,24 %).

Impor komoditas perikanan hidup terbanyak ke Indonesia sepanjang Maret 2017 adalah :

  • Ikan Cichlid 19.240 ekor (82,31 %) yang seluruhnya diimpor dari Taiwan.
  • Ikan Koi 1.487 ekor (6,36 %) yang seluruhnya diimpor dari Jepang.
  • Lobster 1.126 ekor (4,82 %) yang diimpor dari Kanada (73,36 %) dan Amerika Serikat (26,64 %).
  • Induk Udang Vannamei 1.114 ekor (4,77 %) yang seluruhnya diimpor dari Amerika Serikat.

Impor komoditas perikanan non-hidup terbanyak ke Indonesia sepanjang Maret 2017 adalah:

  • Ikan beku 10.153,29 ton (27,13%) yang diimpor terbanyak dari negara China (88,69 %), Pakistan (2,90 %) dan Vietnam (2,46 %).
  • Ikan makarel 9.233,06 ton (24,67 %) yang diimpor terbanyak dari negara China (83,49 %) dan Jepang (12,00 %).
  • Ikan sarden 6.192,43 ton (16,55%) yang diimpor terbanyak dari negara Oman (51,93 %), Pakistan (29,03 %) dan China (11,07 ).
  • Bahan Baku Pakan 3.020,46 ton (26,47 %) yang diimpor terbanyak dari negara Amerika Serikat (63,50 %), Peru (16,51 %) dan Vietnam (7,01 %).
  • Tepung Ikan 2.407,39 ton (6,43%) yang diimpor terbanyak dari negara Thailand (59,22 %), Mauritania (8,31 %), Peru (8,31 %) dan Vietnam (7,79 %).
  • Ikan Tenggiri 1.770,44 ton (4,73%) yang seluruhnya diimpor dari China.
  • Tepung Cumi 1.659 ton (4,43%) yang diimpor dari Korea Selatan.

(Ratnaningtyas).