Tiga Program Studi di FPIK Targetkan Raih Akreditasi Internasional

Tiga Program Studi di FPIK Targetkan Raih Akreditasi Internasional

FPIK, SEMARANG – Tiga program studi (Prodi) di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro (UNDIP) ditargetkan bisa meraih akreditasi internasional. Saat ini semua program studi di FPIK baik jenjang strata satu (sarjana), strata dua (magister) maupun strata tiga (doktor), seluruhnya sudah memiliki status Akreditasi A, sehingga tinggal selangkah lagi untuk mendapatkan akreditasi internasional.

Dekan FPIK UNDIP, Prof. Ir. Tri Winarni Agustini, M.Sc., PhD., mentargetkan paling lama dua tahun ada tiga Prodi di FPIK bisa meraih akreditasi iternasional. “Tapi prinsipnya, lebih cepat lebih baik,” kata Prof. Tri Winarni Agustini, Kamis (22/10/2020).

Meski sudah mematok target waktu, namun untuk kepastian Prodi apa yang bakal meraih akreditasi internasional tergantung pada proses akhir karena tergantung lembaga akreditasinya. Apalagi semua masih dalam proses dengan dinamika yang tinggi. “Yang pasti ya yang paling siap memenuhi persyaratan yang ada. Kalau prioritasnya untuk S1 dulu, khususnya Prodi Akuakultur, Prodi Ilmu Kelautan dan Prodi Oseanografi,” ungkapnya.

Saat ini ada 10 Prodi yang ada di FPIK, rinciannya enam Prodi S1, dua Prodi S2, dan dua Prodi S3. Untuk program sarjana (S1) ada Prodi AkuakulturManajemen Sumber Daya PerairanIlmu KelautanOseanografiPerikanan Tangkap, dan Teknologi Hasil Perikanan. Untuk Prodi S2 ada Magister Ilmu Kelautan (MIK) dan Magister Manajemen Sumber Daya Pantai (MSDP). Sedangkan untuk S3 (doktor) FPIK UNDIP memiliki Program Doktor Ilmu Kelautan dan Program Doktor Manajemen Sumber Daya Pantai.

UNDIP merupakan perguruan tinggi yang memiliki program studi kelautan dan perikanan yang paling lengkap di Indonesia, sekaligus sebagai perguruan tinggi perintis untuk mengembangkan ilmu kelautan. Salah satunya adalah Prodi Oseanografi yang hanya ada di UNDIP dan ITB, meski ilmu tersebut telah lama dilembagakan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).  Ilmu kelautan UNDIP juga merupakan salah satu Prodi rintisan yang dimulai UNDIP bersama beberapa Perguruan Tinggi Nasional (PTN) lain. Dekan FPIK menyebutkan, minat calon mahasiswa untuk belajar kelautan dan ilmu perikanan cenderung naik dari tahun ke tahun. Bahkan FPIK bisa dikatakan menjadi salah satu fakultas favorit baik di jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) maupun SBNPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri).

Tingginya minat untuk belajar ilmu kelautan dan perikanan ini menggembirakan, karena relevan dengan kekayaan Indonesia yang dua pertiga wilayahnya adalah laut. Karena itu, adalah komitmen UNDIP untuk mencetak sarjana perikanan dan kelautan yang berkompeten. Adapun untuk jenjang S2, FPIK UNDIP berkomitmen mencetak lulusan yang mampu mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan mengintepretasikan data serta mengembangkan dan menerapkan dan memasyarakatkan konsep dan teknik perencanaan serta pemantauan dan evaluasi pengelolaan terpadu sumberdaya kelautan.  Sedangkan untuk jenjang S3, mencetak doktor yang mampu mengembangkan konsep ilmu, teknologi dan penelitian, dan mampu berkarya di bidang pengelolaan ilmu kelautan dan manajemen sumberdaya pantai dengan pendekatan interdisipliner.

Sebagai bentuk komitmen pengembangan sumber daya manusia dan keilmuan, para mahasiswa yang belajar di FPIK tidak semata diberi pembelajaran teori tentang perikanan dan kelautan, namun juga praktek, diantaranya wirausaha, sehingga bisa membuka usaha dan membuka lapangan kerja saat lulus. “Saat ini, lulusan kami telah masuk dalam semua lini. Baik itu Aparatur Sipil Negara (ASN), berkiprah di industri, pabrik, perusahaan swasta, dan berwirausaha dengan membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain,” tukas Tri Winarni Agustini. (Sumber: www.undip.ac.id).

Terobosan Profesor-Profesor Baru UNDIP

Terobosan Profesor-Profesor Baru UNDIP

FPIK, SEMARANG – Universitas Diponegoro kembali menggelar presentasi calon guru besar di Ruang Sidang Senat Akademik UNDIP yang dihadiri oleh Ketua, Wakil, dan Sekretaris Senat Akademik, dan juga Dewan Profesor. Rapat Pleno Dewan Profesor Senat Akademik ini diselenggarakan secara daring dan luring.

Presentasi pertama oleh Dr. sc. Agr. Iwan Rudiarto, S.T., M.Sc., dosen Fakultas Teknik (FT) UNDIP yang memaparkan hasil penelitiannya yang berjudul “Perencanaan dan Pengembangan Desa Inklusif: Pendekatan Multi Dimensi Perencanaan & Pengembangan Desa Berkelanjutan”. Kondisi dan perkembangan sosial ekonomi masyarakat desa berkaitan erat dengan adanya sumber daya, akan tetapi tingginya pergerakan warga desa menuju kota menyebabkan perubahan struktur sosial dan ekonomi masyarakat desa. Faktor lain seperti faktor finansial, sosial, dan fisik yang disebut livelihood asset sangat mempengaruhi ketersediaan sumber daya lahan pedesaan. Diperlukan adanya permodelan sumber daya dan sosioekonomi pedesaan serta permodelan strategi pengembangan di masa depan. Dengan identifikasi karakteristik sosioekonomi secara spasial, dapat dilihat perbedaan signifikan daerah yang maju dan kurang maju, komparasi wilayah pedesaan, dan perbedaan tipologi. Environmental issue seperti degradasi lahan juga mempengaruhi ketahanan dan kondisi ekonomi masyarakat desa. Melalui penelitiannya, dosen yang juga anggota Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Nasional ini fokus pada pengembangan wilayah pinggiran dan pedesaan di Kota Semarang, dengan mengidentifikasi ketahanan desa (rural resilience), kerentanan dan mitigasi bencana di wilayah pesisir, dan penataan ruang desa dari aspek pemanfaatan sumber daya lahan.

Presentasi kedua disampaikan oleh Dr. Ir. Fronthea Swastawati, M.Sc. yang merupakan dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UNDIP. Berlandaskan fakta bahwa tingkat konsumsi ikan di Indonesia terus meningkat, beliau mengangkat tema “Inovasi Teknologi Asap Cair Untuk Pengolahan Hasil Perikanan Menuju Revolusi Industri 4.0 di Indonesia”. Salah satu produk utama hasil pengolahan ikan di Jawa Tengah yaitu ikan asap, dan kini dapat diolah dengan teknologi asap cair. Asap cair (liquid smoke) mempunyai banyak kelebihan dibanding metode pengasapan ikan secara konvensional, antara lain ikan dapat matang secara merata dengan lebih cepat, tidak gosong, terhindar dari efek karsinogen, ramah lingkungan, dan sebagai pemberi rasa sekaligus aroma asap (smoke flavours). Penggunaan teknologi asap cair tidak hanya untuk ikan asap, tapi juga dapat digunakan pada pengolahan ikan segar, bakso, nugget, dan bahan pangan lainnya. Pengembangan inovasi mesin asap cair ini didukung oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah.

Hasil penelitian dari dosen FT dan FPIK UNDIP ini bertujuan untuk memecahkan masalah yang ada dalam masyarakat terutama di Semarang dan Provinsi Jawa Tengah. Dengan penelitian ini diharapkan UNDIP dapat fokus meneliti wilayah Provinsi Jawa Tengah dan pesisir utara Pulau Jawa dengan tema urbanisasi dan transformasi desa-kota. Dalam sektor perikanan, dengan teknologi asap cair UNDIP berkontribusi untuk eksplorasi potensi sumber daya hasil laut, meningkatkan efektivitas dan produksi olahan produk perikanan, serta memperluas akses pasar dengan manajemen lebih modern. (Sumber: www.undip.ac.id).

FPIK UNDIP Berkibar di PIMNAS 2020

FPIK UNDIP Berkibar di PIMNAS 2020

FPIK, SEMARANG – PIMNAS atau kependekan dari Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional merupakan tahap akhir dari pelaksanaan kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang menjadi wadah skala nasional bagi mahasiswa untuk mempresentasikan dan saling berkomunikasi melalui produk kreasi intelektualnya. Di tahun 2020 ini, Universitas Gadjah Mada resmi menjadi tuan rumah PIMNAS ke-33 yang telah diselenggarakan secara daring sebagai penerapan protokol kesehatan dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19 dan rangkaian kegiatannya telah sukses digelar pada tanggal 24 – 29 November 2020.

Menurut publikasi berita dari Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, di tahun ini telah masuk sebanyak 65.000 proposal PKM. Dari serangkaian proses seleksi yang dilakukan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Dit. Belmawa) Ditjen Dikti Kemendikbud, ada 625 proposal PKM dari 101 perguruan tinggi yang masuk tahap final PIMNAS ke-33, dimana sebanyak 31 proposal mahasiswa UNDIP termasuk didalamnya, sekaligus menempatkan kampus riset yang ada di Kota Semarang ini menjadi perguruan tinggi terbanyak keempat pembuatan karya ilmiah yang lolos di tahap final PIMNAS ke-33. 

Dirinci dari kategori proposalnya, 31 karya ilmiah mahasiswa UNDIP terdiri dari 2 proposal PKM Kewirausahaan (PKMK), 2 proposal PKM Karsa Cipta (PKMKC), 10 proposal PKM Gagasan Tertulis (PKMGT), 2 proposal PKM Pengabdian Masyarakat (PKMM), 2 proposal PKM Terapan Teknologi (PKMT), 9 proposal PKM Penelitian Eksakta (PKMPE) dan 6 proposal PKM Penelitian Sosial Humaniora (PKMPSH). 

Wakil Rektor 1 UNDIP bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof Budi Setiyono PhD, mengungkapkan pada proses seleksi awal dikirim 700 proposal dari Kampus Diponegoro. Dari jumlah itu, ada 128 proposal mahasiswa yang terpilih untuk mendapatkan pendanaan dari Dirjen Dikti. Rinciannya, 58 proposal penelitian, 31 proposal pengabdian masyarakat, 7 proposal program kewirausahaan, 4 proposal teknologi dan 14 proposal karsa cipta. Di tahap final, ada 31 proposal mahasiswa UNDIP yang lolos PIMNAS ke-33.

“Tentu kami bersyukur atas perjuangan para mahasiswa. Tugas kami juga untuk terus mendukung dan mendampingi para mahasiswa agar bisa meraih posisi terbaik dalam ajang PIMNAS 2020. Kami terus melakukan evaluasi dan pendampingan semaksimal mungkin,” kata Prof Budi Setiyono PhD, Senin (2/11/2020).

Menariknya, ada 3 dari 31 karya ilmiah UNDIP yang merupakan karya mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK). Ketiga karya ilmiah mahasiswa FPIK tersebut telah direkomendasikan untuk mengikuti tahap final di PIMNAS ke-33. Tim pertama berasal dari Departemen Oseanografi yang diketuai Satria Ginanjar beserta anggotanya, Husein Alfarizi dan Siti Wulandari dengan kategori PKMKC. Tim kedua berasal dari Departemen Perikanan Tangkap yang diketuai Muhammad Syahril Munthe beserta anggotanya, Izzatun Nuha dan Nuraini Elvi Fajrin dengan kategori PKMT. Selanjutnya, tim ketiga juga berasal dari Departemen Perikanan Tangkap yang diketuai Synthiya Machdani beserta anggotanya, Ardhiyansyah Bhakti L dan Wildan Pratama Bagaskara dengan kategori PKMKC. Berikut adalah poster dan informasi presentasi video tentang karya ilmiah ketiga tim mahasiswa FPIK UNDIP: Poster dan Video tim Satria Ginanjar | Poster dan Video tim Muhammad Syahril Munthe | Poster dan Video tim Synthiya Machdani.

Tiba pada waktunya, pada 28 November 2020 yang merupakan hari penetapan pemenang karya ilmiah terbaik, 2 dari 3 karya ilmiah tim mahasiswa FPIK UNDIP mendapatkan masing-masing gelar Juara 2. Tim yang berhasil menjadi pemenang yaitu tim mahasiswa Departemen Oseanografi yang diketuai oleh Satria Ginanjar dengan judul karya “Sistem Peringatan Dini Banjir (Rob) dan Gelombang Pasang Terintegrasi Website dan Android untuk Mitigasi Bencana Masyarakat Pesisir” dan tim dari Departemen Perikanan Tangkap yang diketuai oleh Muhammad Syahril Munthe dengan judul karya “Alat Pengusir Penyu Dan Ikan Baronang (Siganus sp.) sebagai Solusi Mencegah Gagal Panen Rumput Laut di Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah”.

Selain mahasiswa FPIK yang berhasil menyabet gelar Juara 2, mahasiswa UNDIP lainnya seperti tim dari Tri Rahayu dengan judul karya “Perlindungan Pengemudi Ojek Online Guna Memberikan Kesetaraan Hak Melalui Instrumen Bestuurshandling” berhasil mendapatkan Juara 3. Kemudian, tim dari Ilham Adi Nugroho dengan judul karya “Sistem Edukasi Mitigasi Bencana Gunung Merapi Berbasis Virtual Reality pada Masyarakat Desa Srumbung” berhasil membawa pulang gelar Juara 2. Lalu tim dari Peter Kusnadi dengan judul karya “Inovasi Pembuatan Bahan Bakar Substitusi yang Ramah Lingkungan dari Limbah Cair Foodcourt sebagai Solusi atas Kelangkaan Bahan Bakar di Indonesia” berhasil mengharumkan nama UNDIP dengan Juara 1-nya dan terakhir tim dari Moch Ali Utomo dengan judul karya “Pemanfaatan Khamir Inulinolotik Indigenous Ampas Tebu (Bagasse) sebagai Penghasil Biokatalis Inulinase dalam Produksi Gula Rendah Kalori” berhasil menambah koleksi Juara 1 di PIMNAS ke-33. (Adm).

Evan Hansel Mahasiswa FPIK, Sabet Juara III pada Kompetisi Esai Ilmiah EURYCOMA

Evan Hansel Mahasiswa FPIK, Sabet Juara III pada Kompetisi Esai Ilmiah EURYCOMA

FPIK, SEMARANG – Pada akhir bulan Oktober 2020 yang lalu, mahasiswa Departemen Ilmu Kelautan angkatan 2017 bernama Evan Hansel Frederick berhasil meraih Juara III pada kompetisi esai ilmiah EURYCOMA yang diselenggarakan oleh BEM Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman. Tema besar lomba esai di tahun ini adalah “Aksi Mahasiswa untuk Aktif Berperan Melawan Dampak Pandemi Covid-19” dengan tiga sub tema dimana salah satunya adalah “Optimalisasi Pemanfaatan Bahan Alam untuk Meningkatkan Kesehatan sebagai Upaya Preventif Melawan Pandemi Covid-19”.

Evan yang saat ini sedang meneliti tentang keanekaragaman khamir asosiasi rumput laut berinisiatif untuk mengangkat hal yang sedang ditelitinya menjadi gagasan dalam penulisan esai. Judul gagasan yang dibawakan Evan adalah “Pemanfaatan Khamir dalam Produksi Marine Prebiotic dari Rumput Laut sebagai Peningkat Imunitas Tubuh dalam Masa Pandemi Covid-19”. Proses pengambilan topik, penulisan, pembimbingan dan persiapan lomba dibimbing oleh Bapak Dr. Mada Triandala Sibero.

Setelah melalui tahap full paper, Evan terpilih menjadi 10 finalis yang berkesempatan untuk mempresentasikan gagasannya pada tanggal 31 Oktober 2020 pukul 09.00 WITA. Hingga pada awarding night dan penutupan acara pada tanggal 02 November 2020, Evan terpilih menjadi Juara III dalam lomba esai ilmiah EURYCOMA.

Selamat bagi Evan dan semoga gagasan esai tersebut dapat segera direalisasikan melalui proyek penelitian yang saat ini sedang dilakukan. (Dept. Ilmu Kelautan).

Ajak Gaya Hidup Sehat Warga Tambak Mulyo, MSP juga Prioritaskan Baku Mutu Makanan Laut

Ajak Gaya Hidup Sehat Warga Tambak Mulyo, MSP juga Prioritaskan Baku Mutu Makanan Laut

FPIK, SEMARANG – Beberapa Dosen dari Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan (MSP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Universitas Diponegoro (UNDIP) telah melaksanakan pengabdian masyarakat di Desa Tambak Mulyo, Kelurahan Tanjung Mas, Semarang pada 3 November 2020. Kegiatan ini dipimpin oleh Oktavianto Eko Jati, S.Pi., M.Si yang merupakan tim 1 dengan anggota Prof. Norma Afiati, M.Sc., Ph.D; Dr. Ir. Pujiono Wahyu Purnomo, M.S; Arif Rahman, S.Pi, M.Si. dan Sigit Febrianto, S.Kel., M.Si. Selanjutnya Nurul Latifah, S.Kel, M.Si. merupakan pemimpin tim 2 dengan anggota Dr. Ir. Frida Purwanti, M.Sc dan Agus Trianto, S.T., M.Sc., Ph.D.

Berkaitan dengan sektor kesehatan yang kini masih perlu ditingkatkan di khalayak umum, tim 1 memberikan informasi kepada masyarakat Desa Tambak Mulyo mengenai pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui penggunaan antiseptik dan disinfektan. Dalam paparannya kali ini, tim 1 bekerjasama dengan Mitra KUB Mitra Bahari. Sosialisasi terkait kesehatan dan kebersihan lingkungan terus digalakan melalui kegiatan sosialisasi ini. Setelah tahap sosialisasi berakhir, tim 1 memberikan bantuan berupa hand sanitizer, hand soap, dan disinfektan.

Demi melanjutkan kampanye kesehatan ini, tim 1 juga membuat dan menyebarkan poster tentang penggunaan antiseptik dan disinfektan. Didalamnya juga dituangkan informasi terkait penekanan pencegahan penyebaran wabah Covid-19. Untuk meningkatkan kesadaran pengelolaan limbah rumah tangga, Tim pengabdian juga memberikan tong sampah di Desa Tambak Mulyo. Pimpinan tim 1, Oktavianto Eko Jati, S.Pi., M.Si berharap kegiatan pengabdian ini dapat membantu warga Tambak Mulyo dapat terhindar dari wabah Covid-19, serta dapat meningkatkan kesadaran gaya hidup sehat dan kebersihan lingkungan.

Kualitas produk pangan membutuhkan standar penilaian gizi dan baku mutu keamanan, supaya produk pangan tersebut layak dikonsumsi oleh manusia. Hal ini menjadi dasar tim 2 dalam kegiatan pengabdiannya. Nurul Latifah, S.Kel., M.Si dan anggota tim melakukan uji hasil logam berat pada Produk Kerupuk Kerang hijau milik Kelompok Pengolah Pemasar (Poklahsar) TERATAI. Hasil uji lab Pb (timbal) pada Kerupuk Kerang Hijau rerata sebesar 0,559 mg/l melebihi baku mutu yaitu 0,06 mg/l (SNI, 2009).  Begitu pula logam berat Cd (Cadmium), hasil menunjukan rerata sebesar 0,128 mg/l yang masih melebihi baku mutu yaitu sebesar 0,04 mg/l (SNI, 2009).  Kandungan logam berat pada Kerupuk Kerang Hijau yang melebihi baku mutu berdasarkan SNI tahun 2009 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan, menggerakan tim pengabdian untuk dapat melakukan pengabdian lanjutan mengenai proses penurunan logam berat pada Kerang Hijau melalui proses purifikasi atau depurasi. Di akhir kegiatan, tim 2 memberikan sarana pengolahan produk kepada ketua Poklahsar TERATAI berupa oven, sealer, penggiling adonan kerupuk dan modul. (Dept. SDA).

 

Pustaka

SNI 7387:2009 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan.