Ayo Gabung Student Outbound “The Circular Campus Programme”

Ayo Gabung Student Outbound “The Circular Campus Programme”

Task Force WCU dan SDGs Center Undip mengundang MAHASISWA untuk mengikuti kegiatan Student Outbound Program WCU Undip 2023 “The Circular Campus Programme” dari Circular Cities Asia, Singapura.

KUOTA TERBATAS untuk 300 MAHASISWA
Pembiayaan : Program WCU 2023
Benefit : Sertifikat Kegiatan Internasional

Pendaftaran (paling lambat 9 April 2023) dengan link :
bit.ly/CCPUndip2023

Info selengkapnya di:
https://www.circularcities.asia/circular-campus-programme
https://bit.ly/CCP2023_GuidelineBrochure

Tiga Mahasiswa Penyelam FPIK UNDIP Cari Korban Tenggelam di Waduk Kedung Ombo hingga dapat Apresiasi Rektor

Tiga Mahasiswa Penyelam FPIK UNDIP Cari Korban Tenggelam di Waduk Kedung Ombo hingga dapat Apresiasi Rektor

FPIK, SEMARANG -​ Peristiwa tenggelamnya perahu di Waduk Kedung Ombo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali menarik rasa kemanusiaan bagi setiap orang. Salah satunya tiga mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro (UNDIP). Mereka adalah Abat (23) Nabil (20), dan Zigro (23) yang tergabung di UKSA-387 (Unit Kegiatan Selam Air) UNDIP.

Pada Minggu (16/5/2021) pukul 09.30 WIB, Abat dan Nabil melakukan penyelaman di lokasi terbaliknya perahu wisata, sementara Zigro siap siaga di daratan area waduk untuk melakukan monitoring dan komunikasi dengan kedua rekannya selama penyelaman. Terjun menyelam di Waduk Kedung Ombo menjadi pengalaman petama dalam operasi SAR (Search and Rescue) pencarian korban tenggelam.

Mahasiswa FPIK UNDIP itu menceritakan kali pertama mendapat kabar dari seorang senior UKSA yang saat ini bekerja sama dengan SAR daerah Jawa Tengah untuk bergabung dalam operasi SAR di Kedung Ombo. Saat kejadian, SARDA Jateng sedang membutuhkan tenaga penyelam untuk pencarian korban tenggelam.

Foto: Tiga mahasiswa FPIK UNDIP yang tergabung dalam UKSA-387 terjun dalam operasi pencarian dan penyelamatan korban tenggelam di Waduk Kedung Ombo. (Sumber: iNewsJateng.id)

Nabil dan Abat melakukan penyelaman selama sekitar 25 menit di kedalaman 25 meter. “Di kedalaman 15 meter ke permukaan visibiltasnya kurang bagus, kemudian selama menyelam kami ikutin jalur pasang di dasar, saat itu juga kami menemukan kerudung anak kecil berwarna abu-abu,” kata Nabil. “Namun kami kurang tahu juga apakah kerudung tersebut milik korban,” tambah mahasiswa Program Studi Ilmu Kelautan ini. “Jadi untuk relasi dengan SAR sudah lama. Terutama terkait dengan yang evakuasi di perairan, dari Tim SAR Jateng, kita sering dilibatkan,” jelas Nabil. Saat terjadi musibah kecelakaan pesawat Lion Air pada 29 Oktober 2018, di Laut Jawa sebelah utara Karawang Jawa Barat, UKSA-387 juga mengirim personelnya ke sana. “Kami menerjunkan anggota ke sana. Sebenarnya sudah sangat sering kami ikut berpartisipasi dalam kegiatan penyelamatan dan pencarian.”

Foto: Aktivitas tim SAR bersama UKSA-387 dalam pencarian korban tenggelam di area waduk. (Sumber: UKSA-387)

Mendengar kisah ketiga mahasiswa FPIK UNDIP ini, Rektor UNDIP, Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M.Hum memberikan apresiasi kepada para mahasiswa anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) UKSA-387. Aksi yang dilakukan oleh personel UKSA-387 dipandang Rektor sebagai kepedulian terhadap masalah kemanusiaan dan patut dijadikan contoh.

Sebagai bentuk apresiasi, Kamis (27/5/2021) Rektor memberikan piagam resmi dari UNDIP yang menyatakan mereka sebagai “Pahlawan Kemanusiaan”. Piagam tersebut diberikan secara langsung oleh Rektor kepada kepada Muhammad Ramadhan (S1 Oseanografi 2016), Bariq Nabil Ramadhan (S1 Ilmu Kelautan 2018, dan Zigro Taqwagie (S1 Ilmu Kelautan 2019).

Foto: Tiga mahasiswa FPIK UNDIP sedang menerima penghargaan dari Rektor Universitas Diponegoro.

Dalam pernyataannya, Prof Yos memuji tindakan yang dilakukan anggota UKSA-387 UNDIP. “Universitas menghargai yang Anda lakukan. Karena lebih mementingkan keselamatan jiwa orang lain. Kalian memiliki jiwa kepedulian kepada orang lain. Selaku Rektor saya berterima kasih Anda telah memberi contoh yang baik kepada mahasiswa lain dan orang lain,” kata Rektor.

Rektor mengatakan, semua kegiatan mahasiswa dan dosen di bidang kemanusiaan merupakan bentuk nyata dari Tri Dharma UNDIP kepada masyarakat. Karena itu, universitas pun selalu mendukung dan mendorong civitas akademika untuk melakukan aksi-aksi sosial dan kemanusiaan.

UKSA-387 UNDIP berdiri sejak Maret 1987. Saat ini jumlah anggota aktifnya sekitar 25 orang.  Ada lima peminatan di dalam wadah UKM ini, yakni scientific diving (kegiatan penyelaman yang berhubungan dengan ilmiah), underwater photographyunderwater work (berhubungan dengan pekerja komersial), SAR, dan kejuaraan (atlet). Para anggota UKSA semuanya memiliki lisensi selam.

Untuk pelatihan, khususnya yang berhubungan dengan SAR, dilakukan oleh kakak-kakak senior. ‘’Kita dilatih untuk mencari korban di dalam air, penyelamatan pertama pada korban yang ditemukan, dan lain-lain. Sehingga tim terbiasa membantu kecelakaan di dalam air,” Zigro menuturkan. Sementera itu Nabil menambahkan, jika dalam setiap terjun ikut evakuasi korban di perairan, UKSA-387 punya alat sendiri. ‘’Kita punya alat selam sendiri, ketika dapat panggilan, maka kita siapkan alat sendiri. Kita juga punya base camp sendiri. Namun kalau perahu karet memang belum ada. Kalau di lapangan, ada tim SAR maka kita pakai kapal mereka,’’ jelas Nabil yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua dalam UKSA-387 ini.

Untuk latihan, tim memiliki jadwal yang kontinyu. Biasanya, tim berlatih di kolam renang Kodam IV/Diponegoro dan juga di sejumlah perairan. Keanggotaan UKSA terbuka bagi mahasiswa Undip dari semua fakultas. Dikutip dari manunggal.undip.ac.id, lahirnya UKM UKSA-387 karena besarnya keinginan dan rasa penasaran serta kuatnya jiwa berpetualang di bawah air. Alumni pertama UKSA-387 di antaranya Gatot (Fakultas Hukum), Antok (FPIK), Rifki (Fakultas Kedokteran) & beberapa mahasiswa dari jurusan Teknik Sipil, yang bersepakat untuk membentuk UKM selam.

Pada masa-masa awal ini hampir setiap bulan UKSA-387 mengadakan ekspedisi ke berbagai pulau di jawa seperti Kepulauan Karimunjawa, Pulau Nusa Kambangan, Pulau Bawean, dan Kepulauan Seribu. Ekspedisi tak jarang pula dilakukan di luar Pulau Jawa seperti di Sanur, Nusa Penida di Pulau Bali, dan Gili Air, Trawangan, Meno, Sugiri, dan Lombok Timur, di Pulau Lombok. (Adm & Tim Humas)

FPIK UNDIP Berkibar di PIMNAS 2020

FPIK UNDIP Berkibar di PIMNAS 2020

FPIK, SEMARANG – PIMNAS atau kependekan dari Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional merupakan tahap akhir dari pelaksanaan kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang menjadi wadah skala nasional bagi mahasiswa untuk mempresentasikan dan saling berkomunikasi melalui produk kreasi intelektualnya. Di tahun 2020 ini, Universitas Gadjah Mada resmi menjadi tuan rumah PIMNAS ke-33 yang telah diselenggarakan secara daring sebagai penerapan protokol kesehatan dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19 dan rangkaian kegiatannya telah sukses digelar pada tanggal 24 – 29 November 2020.

Menurut publikasi berita dari Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, di tahun ini telah masuk sebanyak 65.000 proposal PKM. Dari serangkaian proses seleksi yang dilakukan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Dit. Belmawa) Ditjen Dikti Kemendikbud, ada 625 proposal PKM dari 101 perguruan tinggi yang masuk tahap final PIMNAS ke-33, dimana sebanyak 31 proposal mahasiswa UNDIP termasuk didalamnya, sekaligus menempatkan kampus riset yang ada di Kota Semarang ini menjadi perguruan tinggi terbanyak keempat pembuatan karya ilmiah yang lolos di tahap final PIMNAS ke-33. 

Dirinci dari kategori proposalnya, 31 karya ilmiah mahasiswa UNDIP terdiri dari 2 proposal PKM Kewirausahaan (PKMK), 2 proposal PKM Karsa Cipta (PKMKC), 10 proposal PKM Gagasan Tertulis (PKMGT), 2 proposal PKM Pengabdian Masyarakat (PKMM), 2 proposal PKM Terapan Teknologi (PKMT), 9 proposal PKM Penelitian Eksakta (PKMPE) dan 6 proposal PKM Penelitian Sosial Humaniora (PKMPSH). 

Wakil Rektor 1 UNDIP bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof Budi Setiyono PhD, mengungkapkan pada proses seleksi awal dikirim 700 proposal dari Kampus Diponegoro. Dari jumlah itu, ada 128 proposal mahasiswa yang terpilih untuk mendapatkan pendanaan dari Dirjen Dikti. Rinciannya, 58 proposal penelitian, 31 proposal pengabdian masyarakat, 7 proposal program kewirausahaan, 4 proposal teknologi dan 14 proposal karsa cipta. Di tahap final, ada 31 proposal mahasiswa UNDIP yang lolos PIMNAS ke-33.

“Tentu kami bersyukur atas perjuangan para mahasiswa. Tugas kami juga untuk terus mendukung dan mendampingi para mahasiswa agar bisa meraih posisi terbaik dalam ajang PIMNAS 2020. Kami terus melakukan evaluasi dan pendampingan semaksimal mungkin,” kata Prof Budi Setiyono PhD, Senin (2/11/2020).

Menariknya, ada 3 dari 31 karya ilmiah UNDIP yang merupakan karya mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK). Ketiga karya ilmiah mahasiswa FPIK tersebut telah direkomendasikan untuk mengikuti tahap final di PIMNAS ke-33. Tim pertama berasal dari Departemen Oseanografi yang diketuai Satria Ginanjar beserta anggotanya, Husein Alfarizi dan Siti Wulandari dengan kategori PKMKC. Tim kedua berasal dari Departemen Perikanan Tangkap yang diketuai Muhammad Syahril Munthe beserta anggotanya, Izzatun Nuha dan Nuraini Elvi Fajrin dengan kategori PKMT. Selanjutnya, tim ketiga juga berasal dari Departemen Perikanan Tangkap yang diketuai Synthiya Machdani beserta anggotanya, Ardhiyansyah Bhakti L dan Wildan Pratama Bagaskara dengan kategori PKMKC. Berikut adalah poster dan informasi presentasi video tentang karya ilmiah ketiga tim mahasiswa FPIK UNDIP: Poster dan Video tim Satria Ginanjar | Poster dan Video tim Muhammad Syahril Munthe | Poster dan Video tim Synthiya Machdani.

Tiba pada waktunya, pada 28 November 2020 yang merupakan hari penetapan pemenang karya ilmiah terbaik, 2 dari 3 karya ilmiah tim mahasiswa FPIK UNDIP mendapatkan masing-masing gelar Juara 2. Tim yang berhasil menjadi pemenang yaitu tim mahasiswa Departemen Oseanografi yang diketuai oleh Satria Ginanjar dengan judul karya “Sistem Peringatan Dini Banjir (Rob) dan Gelombang Pasang Terintegrasi Website dan Android untuk Mitigasi Bencana Masyarakat Pesisir” dan tim dari Departemen Perikanan Tangkap yang diketuai oleh Muhammad Syahril Munthe dengan judul karya “Alat Pengusir Penyu Dan Ikan Baronang (Siganus sp.) sebagai Solusi Mencegah Gagal Panen Rumput Laut di Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah”.

Selain mahasiswa FPIK yang berhasil menyabet gelar Juara 2, mahasiswa UNDIP lainnya seperti tim dari Tri Rahayu dengan judul karya “Perlindungan Pengemudi Ojek Online Guna Memberikan Kesetaraan Hak Melalui Instrumen Bestuurshandling” berhasil mendapatkan Juara 3. Kemudian, tim dari Ilham Adi Nugroho dengan judul karya “Sistem Edukasi Mitigasi Bencana Gunung Merapi Berbasis Virtual Reality pada Masyarakat Desa Srumbung” berhasil membawa pulang gelar Juara 2. Lalu tim dari Peter Kusnadi dengan judul karya “Inovasi Pembuatan Bahan Bakar Substitusi yang Ramah Lingkungan dari Limbah Cair Foodcourt sebagai Solusi atas Kelangkaan Bahan Bakar di Indonesia” berhasil mengharumkan nama UNDIP dengan Juara 1-nya dan terakhir tim dari Moch Ali Utomo dengan judul karya “Pemanfaatan Khamir Inulinolotik Indigenous Ampas Tebu (Bagasse) sebagai Penghasil Biokatalis Inulinase dalam Produksi Gula Rendah Kalori” berhasil menambah koleksi Juara 1 di PIMNAS ke-33. (Adm).

Evan Hansel Mahasiswa FPIK, Sabet Juara III pada Kompetisi Esai Ilmiah EURYCOMA

Evan Hansel Mahasiswa FPIK, Sabet Juara III pada Kompetisi Esai Ilmiah EURYCOMA

FPIK, SEMARANG – Pada akhir bulan Oktober 2020 yang lalu, mahasiswa Departemen Ilmu Kelautan angkatan 2017 bernama Evan Hansel Frederick berhasil meraih Juara III pada kompetisi esai ilmiah EURYCOMA yang diselenggarakan oleh BEM Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman. Tema besar lomba esai di tahun ini adalah “Aksi Mahasiswa untuk Aktif Berperan Melawan Dampak Pandemi Covid-19” dengan tiga sub tema dimana salah satunya adalah “Optimalisasi Pemanfaatan Bahan Alam untuk Meningkatkan Kesehatan sebagai Upaya Preventif Melawan Pandemi Covid-19”.

Evan yang saat ini sedang meneliti tentang keanekaragaman khamir asosiasi rumput laut berinisiatif untuk mengangkat hal yang sedang ditelitinya menjadi gagasan dalam penulisan esai. Judul gagasan yang dibawakan Evan adalah “Pemanfaatan Khamir dalam Produksi Marine Prebiotic dari Rumput Laut sebagai Peningkat Imunitas Tubuh dalam Masa Pandemi Covid-19”. Proses pengambilan topik, penulisan, pembimbingan dan persiapan lomba dibimbing oleh Bapak Dr. Mada Triandala Sibero.

Setelah melalui tahap full paper, Evan terpilih menjadi 10 finalis yang berkesempatan untuk mempresentasikan gagasannya pada tanggal 31 Oktober 2020 pukul 09.00 WITA. Hingga pada awarding night dan penutupan acara pada tanggal 02 November 2020, Evan terpilih menjadi Juara III dalam lomba esai ilmiah EURYCOMA.

Selamat bagi Evan dan semoga gagasan esai tersebut dapat segera direalisasikan melalui proyek penelitian yang saat ini sedang dilakukan. (Dept. Ilmu Kelautan).