Penandatanganan MoA dan Lol oleh FPIK Undip di Kuala Lumpur Convention Centre, Malaysia

Penandatanganan MoA dan Lol oleh FPIK Undip di Kuala Lumpur Convention Centre, Malaysia

FPIK, SEMARANG -​​ Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (FPIK Undip) Prof. Ir. Tri Winarni Agustini, M.Sc., Ph.D bersama para dekan Undip didampingi Wakil Rektor bidang Riset dan Inovasi telah menghadiri QS Higher Education Summit: Asia Pasific 2023 di Kuala Lumpur Convention Centre, Malaysia pada 7-9 November 2023.

Dekan FPIK Undip melakukan penandatanganan MoA dengan Faculty of Health and Life Science, INTI International University and Colleges serta penandatanganan LoI dengan International Institute for Halal Research and Training (INHART), International Islamic University Malaysia (IIUM). (Sumber: FPIK Undip)

Foto: Dokumentasi kegiatan penandatanganan.

FPIK Mewakili Indonesia dan Raih Medali Perak di Worldinvent Singapore 22+23 (WoSG)

FPIK Mewakili Indonesia dan Raih Medali Perak di Worldinvent Singapore 22+23 (WoSG)

FPIK, SEMARANG – WorldInvent Singapore 22+23 (WoSG) adalah pertemuan yang diikuti oleh para penggemar teknologi, penemu, dan inovator dari segala usia. Kegiatan ini berupa pameran penemuan dan inovasi, yang menampilkan ide-ide baru, produk baru, dan pendekatan baru.

Indonesia turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, melalui mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (FPIK Undip), antara lain Rafi Zulmy Saputra, Supo Friza Rendishatara dan Aulia Rasyad Aqila Hernanda. Kontes bergengsi ini diadakan di D’ Marquee, Downtown East di Republik Singapura antara tanggal 4-6 September 2023 lalu. Di tahun ini, mahasiswa FPIK Undip telah berhasil meraih medali perak dengan persembahan karya “Pengumpul Data Modular Serba Guna untuk Melakukan Penelitian Bawah Air”.

Foto: FPIK Undip raih medali perak di WorldInvent Singapore 22+23 (WoSG) 2023.

WorldInvent TM 22+23 Singapore International Invention Show (WoSG) diselenggarakan oleh Innovation Design & Entrepreneurship Association (IDEA), badan internasional untuk promosi penemuan dan inovasi. Akademisi dari berbagai negara yang turut berpartisipasi pada kontes tahun ini mencapai lebih dari 300. Penemuan dan karya inovasi mereka dipamerkan baik secara online maupun di tempat. Lebih dari 20 negara turut berpartisipasi seperti Arab Saudi, Maroko, Malaysia, Indonesia, Qatar, Republik Tiongkok, Vietnam, dan Thailand. (Adm)

Sumber berita :

https://www.eventbrite.com

https://worldinvent.com

https://thailand.postsen.com

Djoko Hartoyo Alumni UNDIP yang Dipercaya Jadi Asdep Menko Maritim dan Investasi

Djoko Hartoyo Alumni UNDIP yang Dipercaya Jadi Asdep Menko Maritim dan Investasi

FPIK, SEMARANG – Di usia kurang lebih 63 tahun, Universitas Diponegoro (UNDIP) yang didirikan pada tanggal 9 Januari 1957 sebagai Perguruan Tinggi Swasta dan baru mendapat status sebagai Perguruan Tinggi Negeri pada tahun 1961 dalam perjalannya banyak melahirkan tokoh-tokoh bangsa. Beberapa menduduki jabatan strategis di pemerintahan. Salah satunya adalah Djoko Hartoyo, sosok yang kini dipercaya sebagai Asisten Deputi (Asdep) Infrastruktur Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marinves) RI sejak tahun 2019 sampai sekarang.

Djoko yang merupakan alumni angkatan pertama dan lulusan pertama Ilmu dan Teknologi Kelautan (ITK) yang saat ini menjadi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UNDIP pada 1992 tersebut sudah berada di kementerian ketika masih bernama Kemenko Kemaritiman RI (2014-2019). “Saat ini tugas saya di pemerintahan Presiden Jokowi sebagai Asisten Deputi Infrastruktur Pengembangan Wilayah Kemenko Marves RI. Tugas utamanya melakukan koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian dari semua stakeholder,” kata Djoko Hartoyo saat diwawancara, Selasa (6/7/2021).

Dalam posisi itu dia harus melakukan koordinasi dengan mitra kerja dari lembaga lain mulai dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Pemda Provinsi maupun Kabupaten/kota. “Jadi kalau permasalahan kita selesaikan, misalkan untuk membangun jalan melewati hutan produksi jadi ada PUPR dalam hal ini Bina Marga, ada KLHK yang dalam hal ini adalah Ditjen Planologi dan KSDAE, serta Pemda,” jelas laki-laki kelahiran Cilacap, 20 Oktober 1968.

Yang terbaru, saat ini, Djoko yang juga alumnus Magister Ilmu Kelautan Universitas New Wales Selatan, Sydney – Australia 2002 tengah disibukkan menangani pengembangan industri dan perkotaan baru Rebana (Cirebon-Patimban-Kertajati) yang mulai digarap pada Juli 2021. Sebanyak 88 proyek prioritas infrastruktur disiapkan untuk pengembangan kawasan dengan alokasi anggaran senilai Rp 240,75 triliun.

“Peraturan Presiden yang menjadi dasar hukum pengembangan kawasan Rebana masih kami tunggu. Kalau Perpres sudah terbit, kami akan langsung bergerak meski sekarang pun penyiapan dan pematangan program pembangunan kawasan Rebana tetap kami lakukan,” kata Djoko yang juga ambil Program Profesi Insinyur, UGM tahun 2020.

Menurut dia, program lain yang harus ditanganinya adalah pembangunan dan rehabilitasi beberapa waduk. Program yang merupakan bagian dari pengembangan kawasan terintegrasi itu melibatkan kolaborasi pemerintah pusat dan daerah, termasuk dukungan anggaran dari APBN, APBD, BUMN, BUMD, dan sektor swasta. ”Sampai tahun 2022, kami fokus pada persiapan. Selama ini, masalah utama proyek infrastruktur adalah lahan. Ini akan menjadi perhatian utama,” imbuhnya.

Djoko Hartoyo yang kini menjabat Ketua Keluarga Alumni Kelautan dan Oseanografi (KEKAL) UNDIP ini mengakui bekal yang diperoleh dari almamaternya sangat membantunya dalam pengembangan karier. Yang pasti, dia sangat terkesan saat belajar di kampus UNDIP. Selama belajar di UNDIP dirinya diperkenalkan kepada banyak hal khususnya di Ilmu dan Teknologi Kelautan. “Selaku alumni saya mengucapkan terima kasih kepada UNDIP sebagai lembaga yang turut membentuk karakter dan keahlian saya. Khususnya kepada para dosen yang selalu membimbingnya hingga menjadi sekarang ini. Sungguh suatu yang patut saya syukuri,” katanya.

Foto: Pengurus KEKAL UNDIP

Berkaca pada perjalanan karirnya, Djoko yang sering mendapat penghargaan baik nasional maupun internasional menyarankan agar para mahasiswa UNDIP terutama adik kelas yang harus belajar di tengah pandemi, mampu beradaptasi dengan kondisi saat ini. “Harus aktif membangun jejaring dan terus mencari berbagai pengetahuan yang akan menjadi bekal setelah menyelesaikan studinya. Di masa pendemi ilmu dapat diperoleh dari acara webinar, kuliah online, pertemuan di Zoom, dan lainnya. UNDIP juga harus membuka diri untuk dapat bersinergi dan berkolaborasi dengan para alumni yang saat ini berkarya di berbagai tempat. Jangan putus semangat belajarnya meski kita tengah mengalami pandemi,” ujar Djoko yang juga sering menjadi pembicara seminar-seminar nasional hingga Internasional.

Mengenai arti kesuksesan, menurut dia sifatnya relatif. Yang utama untuk dilakukan saat ini adalah bagaimana membangun semangat dalam belajar. Apapun cita-citanya harus menjadi motivasi hidup. “Alhamdulillah cita-cita saya sekolah tinggi bisa tercapai. Saat ini saya masih eselon 2, doakan sebentar lagi dapat bersaing untuk menempati posisi eselon 1,” Pinta Djoko yang sudah menulis beberapa buku. (Sumber: undip.ac.id | Tim Humas UNDIP)

Potensi Perairan Indonesia Melimpah, Departemen Sumber Daya Akuatik UNDIP Tawarkan 3 Strata Program Studi Ini

Potensi Perairan Indonesia Melimpah, Departemen Sumber Daya Akuatik UNDIP Tawarkan 3 Strata Program Studi Ini

FPIK, SEMARANG -​ Indonesia memiliki sumber daya perairan yang melimpah, tak hanya 1/3 luas lautannya bahkan berawal dari hulu hingga hilir. Hal ini merupakan motivasi Program Studi (Prodi) Manajemen Sumber Daya Perairan (MSP) yang ada di Departemen Sumber Daya Akuatik (SDA) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (FPIK UNDIP) untuk siap mencetak sumber daya manusia yang unggul dibidang sumber daya perairan.

Melihat begitu besarnya potensi sumber daya perairan yang dimiliki oleh kita saat ini, Ketua Departemen Sumber Daya Akuatik FPIK UNDIP, Dr. Ir. Suryanti, M.Pi, berpendapat bahwa walaupun sumber daya alam perairan (akuatik) Indonesia sangat beragam dan berlimpah, tetapi semua potensi yang tersedia belum didayagunakan secara maksimal untuk kesejahteraan masyarakat karena masih terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu mengelola.

“Dalam konteks bagaimana sumber daya akuatik dikelola, tugas kami adalah menyiapkan Sumber Daya Manusia yang unggul. Selain melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat yang terkait dengan hal tersebut sebagai institusi pendidikan tinggi,” ujarnya, Senin (28/6/2021). Menurut Suryanti, potensi yang ada pada sumber daya alam akuatik bisa dikatakan tak terbatas; sehingga perlu dipersiapkan SDM yang memiliki kemampuan, pengetahuan dan kompetensi untuk mengelolanya. UNDIP menyadari pentingnya hal itu, sehingga PTN BH yang berada di Kota Semarang ini tergerak menyelenggarakan prodi yang berkait dengan pengelolaan sumber daya akuatik.

Foto: Ketua Prodi S1 MSP FPIK UNDIP Dr. Ir. Suryanti, M.Pi saat melakukan penelitian di lapangan

Sumber daya akuatik sendiri adalah suatu dimensi kekayaan alam yang berada di laut atau samudera, sungai, rawa, mata air, danau, waduk, serta pendayagunaan kolam-kolam buatan. Di dalamnya ada berbagai macam sumber daya yang bermanfaat bagi kehidupan mulai dari ikan yang menjadi sumber omega 3, vitamin, mineral dan protein; kemudian udang, cumi- cumi, gurita dan sejenisnya sebagai sumber gizi; rumput laut sebagai sumber serat; tumbuhan-tumbuhan  serta biota laut lainnya salah satunya sea urchin yang bisa menjadi sumber farmakologi; mutiara; serta pasir dan berbagai bahan mineral yang ada perairan yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan sebagai upaya ketahanan pangan di masa pandemi Covid-19.

“Kita berada di negeri yang kaya dengan sumber daya akuatik. Jumlahnya berlimpah, dan jenisnya sangat beragam dan berlimpah. Ini challenge bagi generasi muda untuk menjawabnya. Kita sangat berharap para siswa SMA dan yang sederajat terjun ke bidang ini; kalau tidak maka tenaga-tenaga asing pasti masuk,” pungkasnya. Rasa tangung jawab sebagai lembaga pendidikan tinggi itu pula yang menjadikan UNDIP memiliki komitmen besar membuka Prodi MSP Departemen SDA FPIK. Prodi yang sudah memiliki Akreditas A dari BAN PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi), agar pengelolaan kekayaan dilakukan oleh anak-anak negeri, bukan oleh tenaga kerja asing.

Prodi MSP Departemen SDA FPIK UNDIP berupaya maksimal untuk menyiapkan SDM yang mumpuni, bukan hanya menguasai pengetahuan dan mampu menerapkannya, namun bisa mengembangkan pengelolaan perairan dan perikanan untuk mengendalikan tingkat pemanfaatan sumber daya hayati perairan secara rasional, lestari dan keberlanjutan untuk pembangunan kesejahteraan masyarakat. “Target kami menghasilkan tenaga ahli yang berkarakter COMPLETE dan kompeten di bidang sumber daya akuatik,” tegas Suryanti.

Foto: Sertifikat Akreditasi BAN-PT Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan memenuhi syarat peringkat “A”

Ada tiga program studi yang diselenggarkan untuk menghasilkan SDM yang handal mengelola sumber daya perairan, yaitu melalui Program Studi Sarjana (S1) Manajemen Sumber Daya Perairan; Program Magister Manajemen Sumber Daya Pantai (S2); dan Program Doktor Manajemen Sumber Daya Pantai (S3). “Dengan Predikat Terakreditasi A BAN PT di Departemen Sumber Daya Akuatik sudah lengkap sehingga untuk pengembangan keilmuannya bisa saling mendukung,” ujar Suryanti yang juga merangkap jabatan sebagai Plt Ketua Program Studi S1 Manajemen Sumber Daya Perairan.

UNDIP menargetkan agar para lulusannya selain memiliki karakter COMPLETE, juga memiliki kompetensi dan kualifikasi keahlian yang diakui secara nasional dan internasional. Karakter COMPLETE diartikan mampu menjadi Communicator (mampu berkomunikasi secara lisan dan tertulis), Professional (bekerja sesuai dengan prinsip, pengembangan berdasar prestasi dan menjujunjung tinggi kode etik), Leader (menjadi pemimpin yang adaptif, tanggap terhadap lingkungan, proaktif, bisa menjadi motivator, tangkas membangun kerjasama), Entrepreneur (etos kerja tinggi, memiliki ketrampilan berwirausaha, inovatif, kemandirian), Thinker (mampu berpikir kritis, belajar sepanjang hayat, bisa melakukan penelitian), dan Educator (mampu menjadi agen-agen perubahan).

Kompetensi, UNDIP mensyaratkan prodi yang ada untuk mengembangkan kemampuan lulusannya agar mampu melakukan pekerjaan sesuai dengan standar keahlian yang ditetapkan. Departemen SDA FPIK, secara langsung menerapkan KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) sebagai kerangka penjenjangan kualifikasi SDM yang menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan sektor pendidikan dengan sektor pelatihan dan pengalaman kerja dalam suatu skema pengakuan untuk menunjang profesi. Lulusan Prodi S1 dipastikan berada di level 6, lulusan S2 berada di level 7 dan lulusan program S3 berada di level 9.

Selain KKNI, Prodi MSP yang ada di Departemen Sumber Daya Akuatik juga menerapkan standar keahlian yang diperlukan agar lulusannya bisa beraktivitas secara maksimal di lingkungan perairan. Keahlian renang menjadi syarat yang harus dipenuhi agar mahasiswa bisa lulus dari Prodi MSP. “Tentu ada yang lebih spesifik yang diberikan melalui perkuliahan dan praktik laboratorium serta praktik lapangan,” pungkasnya. (Kutip: joss.co.id | lna)

Program Studi Teknologi Hasil Perikanan UNDIP Cetak Lulusan Berkualitas

Program Studi Teknologi Hasil Perikanan UNDIP Cetak Lulusan Berkualitas

FPIK, SEMARANG – Program Studi Teknologi Hasil Perikanan (THP) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro (UNDIP) berkomitmen menghasilkan profil lulusan berkualifikasi COMPLETE dengan Standar KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) Level 6 serta SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah) yang terpercaya.

Sebagai perguruan tinggi berbadan hukum, UNDIP tidak hanya berusaha mencetak mahasiswa yang mandiri, mumpuni serta tangguh dalam ilmu pengetahuan; jati diri UNDIP juga diwujudkan dalam profil lulusan yang COMPLETE.

Konsepsi profil COMPLETE adalah target yang ingin dicapai Kampus Diponegoro untuk menghasilkan lulusan yang mampu berkomunikasi secara lisan dan tertulis dengan baik (Communicator),  Professional (bekerja sesuai prinsip, pengembangan berdasar prestasi dan menjunjung tinggi kode etik), memiliki jiwa kepemimpinan, yang proaktif serta bisa memotivasi dan bekerjasama (Leader), memiliki ketrampilan berwirausaha, inovatif, mandiri (Entrepreneur), sekaligus menjadi Thinker yang selalu berpikir kritis, terus belajar dan meneliti; serta mampu berperan menjadi agen perubahan (Educator).

Ketua Program Studi THP FPIK UNDIP, Prof. Dr. Ir. Eko Nurcahya Dewi, M.Sc, menyatakan komitmen mencetak lulusan dengan profil COMPLETE berlaku di semua program studi yang ada di Kampus Diponegoro. Untuk Program Studi THP, selain diakui masuk dalam Level 6 KKNI, juga diberikan SKPI kepada lulusannya. “SKPI atau Diploma Supplement adalah surat pernyataan resmi berisi informasi tentang pencapaian akademik atau kualifikasi dari lulusan pendidikan tinggi bergelar yang diterbitkan oleh perguruan tinggi. SKPI bukan ijazah, namun dapat membantu pemegangnya mendapatkan pengakuan atau rekognisi,” kata Eko Nurcahya Dewi, Kamis (6/5/2021).

Beliau menegaskan bahwa SKPI adalah dokumen tambahan, bukan pengganti ijazah. Adapun informasi yang ada di dalamnya selain pencapaian akademik, juga ada deskripsi capaian pembelajaran lulusan pada jenjang KKNI yang relevan dan dalam suatu format standar yang mudah dipahami oleh masyarakat umum. “Memang SKPI bukan dokumen yang secara otomatis pemegangnya mendapat pengakuan, tapi akan membantu identifikasi profil lulusan dan kualifikasinya,” dia menambahkan.

Foto: Aktitvitas praktikum mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Perikanan FPIK UNDIP 

Program Studi THP FPIK UNDIP yang berdiri tahun 2002, sejak tahun 2012 sudah mengantongi Akreditas A dari BAN PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi). Penetapan status akreditasi terbaru berdasarkan SK No 5053/SK/BAN-PT/Akred/S/XII/2017 yang berlaku sampai dengan 27 Desember tahun 2022.

Melihat kekayaan sumberdaya perairan Indonesia yang melimpah baik hewan maupun tumbuhan yang berasal dari hasil tangkapan maupun budidaya, Program Studi THP UNDIP intensif melakukan penelitian terhadap organisme ikan, udang, rumput laut, bakau dan lainnya agar bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku produk-produk bernilai tinggi yang mampu bersaing di pasar global. “Penelitian kami mencakup produk-produk perikanan, baik produk pangan maupun non-pangan. Cakupan produk perikanan ini sangat luas, tidak hanya produk pangan saja, ada produk-produk farmasi, kerajinan serta pemanfaatan limbahnya,” dia menegaskan.

Adapun pelaksanaan pengajaran dan riset di Program Studi THP didukung dosen yang terdiri dari 3 profesor, 3 doktor, dan 3 kandidat doktor serta 7 magister.  Proses belajar mengajarnya juga didukung tersedianya laboratorium yang lengkap, yaitu laboratorium pengolahan, laboratorium produksi dan pengemasan, laboratorium analisa mutu dan laboratorium mikrobiologi. Tersedia juga laboratorium terpadu UNDIP di Semarang, dan mini plant industri perikanan di Marine Science Technopark UNDIP Teluk Awur, Jepara.

Saat ini, Program Studi THP FPIK UNDIP melaksanakan Program Kurikulum Merdeka Merdeka Belajar seperti Kampus Mengajar. Dalam konteks ini, setiap kegiatan mahasiswa di luar Kampus akan dikonversikan dengan mata kuliah yang ada di program studi. Kurikulum terbaru yang dipakai saat ini merupakan hasil evaluasi dari kurikulum sebelumnya berdasarkan masukan dari stakeholder yang ada. “Kurikulum selalu diperbarui setiap 5 tahun untuk menyesuaikan dengan tuntutan pengguna atau stakeholder,” tukasnya. (Tim Humas UNDIP)