Prof Tri Winarni: Menyulap Kesan Maskulin di FPIK UNDIP

Prof Tri Winarni: Menyulap Kesan Maskulin di FPIK UNDIP

FPIK, SEMARANG – Momentum dilantiknya Prof Ir Tri Winarni Agustini M.Sc, Ph.D sebagai Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro (UNDIP) periode 2019-2024 seolah membongkar kesan bahwa dunia perikanan dan kelautan adalah dunia lelaki. Setidaknya kesan maskulin di lingkungan pendidikan tinggi perikanan dan kelautan luruh saat Rektor UNDIP, Prof Dr Yos Johan Utama, mengambil sumpah Prof Winarni sebagai orang pertama di FPIK.

Peristiwa alih kepemimpinan dari Prof Dr Ir Agus Sabdono M.Sc kepada Prof Tri Winarni Agustini yang terjadi di Gedung SA-MWA (Senat Akademik-Majelis Wali Amanat) UNDIP Tembalang, Senin  (05/08/2019) juga dicatat sebagai hadirnya perempuan pertama di Kursi Dekan FPIK UNDIP. “Kalau saya menjadi perempuan pertama yang menjadi Dekan sejak FPIK UNDIP lahir, itu benar. Tapi kalau kehadiran perempuan di dunia perikanan dan kelautan, apalagi dalam konteks keilmuannya, saya kira sudah jamak,” kata pakar teknologi pengolahan ikan (Fish Processing Technology) kelahiran Kebumen, 21 Agustus 1965 ini.

Setamat dari SMA Negeri 1 Kebumen, tahun 1984 Winarni masuk ke Jurusan Perikanan di Fakultas Peternakan dan Perikanan UNDIP. Setelah meraih gelar insinyur pada tahun 1989, Winarni muda memilih mengabdi di almamaternya sebagai dosen. Pilihan tersebut memberinya kesempatan untuk studi ke jenjang yang lebih tinggi.

Tahun 1991, Winarni muda mendapat kesempatan belajar di University of Humberside, Inggris dan menyelesaikan program Master of Food Science and Technology di tahun 1993. Adapun jenjang Strata 3 dijalani di Tokyo University of Fisheries-TUF (sekarang Tokyo University of Marine Science and Technology-TUMSAT), Jepang dan berhasil mengantongi gelar Ph.D (Doctor of Philosophy) tahun 2001. “Studi lanjut di luar negeri memang menarik. Tapi kita juga harus menyadari banyak tantangan yang harus dihadapi,” ujarnya mengingatkan perlunya membiasakan untuk melihat satu hal dari beberapa sisi.

Pencapaian tertinggi jabatan akademisi sebagai profesor diraihnya pada Desember 2017 dan pada hari Rabu (14/3/2018) dikukuhkan Tri Winarni sebagai Guru Besar di FPIK UNDIP. Pidato ilmiah yang mengusung tema Produk Pangan Masa Depan Berbasis Sumberdaya Ikan” yang dipaparkannya dalam Sidang Senat Terbuka di Gedung Prof.Soedarto SH, Kampus UNDIP Tembalang, menjadi penanda keabsahan memakai gelar Prof di depan namanya.

Rupanya, tidak hanya karir akademik dari penulis puluhan jurnal ilmiah dan reviewer jurnal ini. Karir strukturalnya di Kampus Diponegoro juga melaju dengan baik. Sebelum diambil sumpahnya menjadi Dekan FPIK Periode 2019-2024, pemilik NIDN (Nomer Induk Dosen Nasional) 0021086501 ini dipercaya menjadi Sekretaris Prodi PSP (Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, kini menjadi Prodi Perikanan Tangkap) di tahun 2001-2003; kemudian menjadi Sekretaris Prodi THP (Teknologi Hasil Perikanan) pada rentang waktu 2003 – 2007; pada tahun 2007-2010 menjadi Staf ahli Lembaga Penelitian dan di tahun 2016-2019 mengemban amanah sebagai Sekretaris LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) UNDIP.

Kini, sebagai orang pertama di FPIK yang mengelola 10 program studi dan memiliki sumber daya 19 profesor serta 55 dosen bergelar doktor, Prof Winarni yang juga aktif menggeluti bidang Halal Pangan (wakil Pusat Studi Halal UNDIP) berupaya keras agar bukan hanya kualitas pendidikan dan akreditasinya unggul, tapi juga harus berupaya keras agar program studi yang ada lebih dikenal dan menjadi dekat dengan masyarakat. Tri Winarni yang menjalani masa kecil sampai remaja di wilayah pesisir selatan Jawa ini mengajak anak muda mau terjun mengelola potensi laut dan perairan Indonesia yang begitu besar untuk kesejahteraan bersama.

“Siapa yang harus mengelola potensi laut dan perairan kita kalau bukan anak bangsa? Masak kita mau membiarkan orang asing yang menikmati kekayaan laut kita? Laut kita sangat kaya, luas dan cukup untuk bisa mensejahterakan warga bangsa kita,” katanya, bersemangat.

Foto: Prof. Ir. Tri Winarni Agustini, M.Sc., Ph.D.

Beliau mengatakan bahwa FPIK UNDIP merupakan kampus yang siap mendidik kawula muda mempelajari perikanan dan kelautan. Di program sarjana, ada enam Prodi yang bisa dipilih mulai dari Prodi Akuakultur, Prodi Manajemen Sumber Daya Perairan, Prodi Oseanografi, Prodi Perikanan Tangkap, Prodi Teknologi Hasil Perikanan, serta Prodi Ilmu Kelautan. “Untuk jenjang S1, kami termasuk yang cukup lengkap. Perlu diketahui, Prodi Oseanografi hanya ada di Undip dan ITB,” tuturnya.

Untuk jenjang pascasarjana, di jenjang S2 ada Prodi Magister Ilmu Kelautan dan Magister Manajemen Sumber Daya Perairan. Sedangkan di jenjang S3 ada Program Doktor Manajemen Sumber Daya Perairan dan Program Doktor Ilmu Kelautan. Yang pasti, sebagai penyelenggara pendidikan tinggi FPIK Undip juga banyak melakukan penelitian-penelitian tentang perikanan dan kelautan baik yang dilakukan secara mandiri maupun kerja sama dengan pihak lain. FPIK juga memiliki jurnal ilmiah terindeks Scopus yakni Jurnal IJMS (Indonesian Journal of Marine Science) serta beberapa jurnal terakreditasi nasional (Sinta 2 dan3) yang bisa dibanggakan.

Dalam konteks memperkuat wawasan mahasiswanya, FPIK juga selalu mengadakan kuliah umum dari narasumber yang sangat berkompeten. Diantaranya dengan mengundang beberapa pakar dari Lembaga pemerintah, para praktisi sekaligus para diaspora seperti Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Kapushidrosal), Laksamana Muda TNI Dr Ir Harjo Susmoro SSos SH MH, Prof Irwandi Jaswir, untuk memberikan pemahaman dan tambahan wawasan serta pengenalan dunia nyata dalam industri kepada para mahasiswa terkait perkembangan ilmu dibidang perikanan dan kelautan

“Kerja sama dengan semua lembaga baik pemerintah maupun swasta adalah langkah nyata untuk mendekatkan dunia akademik dengan realitas. Apalagi di era teknologi informasi yang begitu kencang mendera. Sinergitas dan kolaborasi adalah sebuah keniscayaan,” ujarnya sembari menunjukkan beberapa dampak disrupsi dunia digital.

Ditanya program dalam masa jabatannya sebagai Dekan FPIK, peningkatan kualitas akademik baik itu pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat adalah prioritas yang tidak bisa ditawar-tawar. Kualitas bukan hanya kurikulum dan sarana penunjang seperti laboratorium yang update; tapi juga akreditasi sebagai bentuk pengakuan yang sah harus diraih. “Kami berjuang supaya semua Prodi di FPIK memiliki akreditas unggul dari lembaga nasional maupun internasional. Saat ini kami sedang merintis akreditasi internasional ASIIN untuk Prodi IK, Oseanografi dan Akuakultur. Harapannya tahun ini atau tahun depan dapat diraih. Membangun lebih banyak kerja sama dengan perguruan tinggi asing juga penting. Arah kami jelas, berkontribusi nyata membawa UNDIP masuk World Class University,” pungkasnya. (Tim Humas UNDIP)

Empat Doktor Ilmu Kelautan UNDIP Raih IPK Sempurna

Empat Doktor Ilmu Kelautan UNDIP Raih IPK Sempurna

FPIK, SEMARANG – (Sumber Jatengdaily.com) Empat Wisudawan Program Doktor Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan (FPIK), Universitas Diponegoro (UNDIP) yang dikukuhkan pada Wisuda ke-161 berhasil meraih capaian sempurna dengan Indeks Prestasi Kumulatif 4,0. Nilai sempurna itu juga termasuk karya ilmiah berupa disertasi yang disusunnya sebagai karya akademik.

Adapun keempat wisudawan Program Strata-3 Ilmu Kelautan yang meraih nilai sempurna adalah Retno Hartarti, Lilik Maslukah, R Baskoro Rochaddi dan Sugeng Widada. Karya ilmiah yang mereka hasilkan selain harus diujikan di depan dewan penguji, juga dipublikasikan di jurnal ilmiah internasional.

Retno Hartati membuat disertasi yang dituangkan dalam Bahasa Inggris tentang kestabilan ekosistem baru. Dr. Ir. Retno Hartati, M.Sc membuat disertasi berjudul “Sea ranching of Holothuria atra: Study on establishment of new ecosystem and its relation with their feeding ecology”. Selama studi, Retno Hartati menghasilkan 3 publikasi di jurnal internasional bereputasi, serta 1 publikasi pada prosiding terindeks SCOPUS. Dia juga menghasilkan beberapa artikel di jurnal nasional yang ada.

Beberapa karya Retno selama menjalani studi doktor di FPIK UNDIP diantaranya “Asexual Reproduction of Black Sea Cucumber from Jepara Waters” yang dipublikasikan tahun 2019 di Indonesian Journal of Marine Sciences; kemudian “Relationship Between Stage of Gonad Maturity and Level of Osmotic Work of Sea Cucumber”; dan “Feeding selectivity of Holothuria atra in different microhabitat in Panjang Island, Jepara (Java, Indonesia)” yang dimuat Jurnal Biodiversitas pada tahun 2020.

Sedangkan, R. Baskoro Rochaddi membuat karya doktornya dengan disertasi berjudul “Diversitas Bakteri Pada Air tanah Dangkal Pendegradasi Pestisida Klorpirifos dan Resisten Logam Berat Hg dan As di Wilayah Pesisir Pantai Utara Jawa Tengah dan Jawa Timur”. Baskoro melakukan penelitian ini karena keprihatinannya terhadap pencemaran di Pantai Utara (Pantura) Jawa. Selain disertasi, dia juga menulis kajian tersebut di Jurnal Biodiversitas.

Disertasi lain yang dihasilkan program doktor ilmu kelautan periode ini adalah karya berjudul “Model Lapisan Litologi Berbasis Data Resistiviti dan Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) Serta Kaitannya Dengan Penurunan Muka Tanah berdasarkan Analisis Dinsar dan Perubahan Garis Pantai di Kota Semarang”. Karya tulis berdasarkan penelitian yang disusun Sugeng Widada itu diharapkan memberi manfaat bagi pembuatan kebijakan tentang penanganan penurunan muka tanah (land subsidence) di Kota Semarang.

Sementara itu peraih nilai sempurna lainnya, yaitu Lilik Maslukah yang membuat karya ilmiah berjudul “Fraksinasi Phosphor dan Keterkaitannya Dengan Konsentrasi Klorofil-A di Perairan Utara Jawa Tengah”.

Dekan FPIK UNDIP, Prof. Ir. Tri. Winarni Agustini, M.Sc., Ph.D, mengingatkan bahwa pencapaian nilai yang maksimal mengandung konsekuensi bagi yang bersangkutan maupun bagi lembaga penyelenggara pendidikannya. Oleh karena itu, dia menyitir ungkapan yang selalu dilontarkan rektor dan ketua Senat Akademik dalam setiap acara wisuda untuk selalu menjaga nama baik almamater.

“Saya kira setiap wisudawan punya kewajiban yang sama untuk menjaga nama besar Universitas Diponegoro. Yang perlu diingat juga bahwa selesainya studi adalah awal dari pengabdian yang lebih besar di bidang yang digeluti. Bagi yang menyandang gelar doktor juga harus mengabdikan ilmunya melalui inovasi dan karya-karya akademik yang berguna bagi masyarakat,” kata Tri Winarni. she

Link artikel :

Empat Doktor Ilmu Kelautan UNDIP Raih IPK Sempurna

FPIK Beri Apresiasi Mahasiswa di FIMAFEST 2020

FPIK Beri Apresiasi Mahasiswa di FIMAFEST 2020

FPIK, SEMARANG – FIMAFEST 2020 atau singkatan dari Fisheries and Marine Science Festival 2020 telah sukses diadakan pada tanggal 19 Desember 2020. FIMAFEST adalah acara penganugerahan bagi mahasiswa berprestasi dibidang akademik, olahraga, unit wirausaha, dan ajang apresiasi bagi organisasi mahasiswa (ormawa) yang ada di lingkup Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro (UNDIP). Acara tahunan ini disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube UNDIP TV Official. Bekerjasama dengan Bank BTN, Make Over, UNDIP Event dan Event Campus, acara ini sukses digelar selama kurang lebih 3 jam 15 menit. Kemeriahan FIMAFEST dihadiri oleh segenap jajaran pejabat kampus dan alumni antara lain Rektor UNDIP yaitu Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M.Hum., Dekan FPIK UNDIP yaitu Prof. Ir. Tri Winarni Agustini, M.Sc., Ph.D, Wakil Dekan 1 FPIK UNDIP yaitu Dr. Agus Trianto, S.T, M.Sc, Ph.D., Ketua Keluarga Alumni Kelautan UNDIP (KEKAL) yaitu Djoko Hartoyo, Sekretaris Keluarga Alumni Perikanan UNDIP (KERAPU) yaitu Ir. Sakina Rosellasari., M.Si., M.Sc dan dosen – dosen FPIK yang turut mendukung acara ini.

Di sepanjang tahun 2020 ini, mahasiswa – mahasiswa yang membawa nama besar FPIK telah berhasil meraih berbagai macam prestasi baik di tingkat nasional maupun internasional. Tak hanya personal, organisasi mahasiswa FPIK yang juga berhasil menyabet berbagai prestasi di lingkup nasional patut menjadi kebanggaan kampus FPIK UNDIP. Oleh karena itu, melalui FIMAFEST, FPIK turut mendukung usaha mahasiswa – mahasiswa tersebut dengan memberikan penganugerahan atau apresiasi berupa dana apresiasi. Kategori penerima anugerah diajang FIMAFEST 2020 yakni Mahasiswa Berprestasi (MAWAPRES) dengan total dana apresiasi sebesar Rp 3.000.000 (Tiga Juta Rupiah), Unit Bisnis Mahasiswa dengan total dana apresiasi sebesar Rp 33.000.000 (Tiga Puluh Tiga Juta Rupiah), Gebyar Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dengan total dana apresiasi sebesar Rp 20.000.000 (Dua Puluh Juta Rupiah), PKM Mahasiswa Baru dengan total dana apresiasi sebesar Rp 1.500.000 (Satu Juta Lima Ratus Ribu Rupiah), dan Mahasiswa Prestasi dengan total dana apresiasi Rp 30.000.000 (Tiga Puluh Juta Rupiah). Selain itu, berbagai nominasi yang dibacakan dalam acara ini yakni Mahasiswa Inspirasi Prestatif, Mahasiswa Kreatif Inovatif, Mahasiswa Terseniora, UKM-F (Unit Kegiatan Mahasiswa-Fakultas) Terproduktif, UKM-F Ter Influencer, UKM-F Favorit, HMD (Himpunan Mahasiswa Departemen) KPSDM, HMD SOSMAS, HMD Kesma, HMD Riskel dan HMD Seniora.

Acara inti FIMAFEST 2020 tidak hanya dibubuhi dengan hiburan musik dan pertunjukan seni tari, namun juga yang paling menarik adalah diadakannya beberapa kuis dan pembagian Doorprize bagi penonton yang menyaksikan melalui kanal YouTube UNDIP TV saat itu. Hadiah yang dibagikan berupa televisi dan 10 buku tabungan senilai Rp 1.000.000 (Satu Juta Rupiah) persembahan dari Bank BTN.

Harapan besar bagi FPIK, melalui kegiatan penganugerahan seperti FIMAFEST ini dapat menambah motivasi bagi mahasiswa FPIK untuk terus semangat dalam berkarya dan mencetak prestasi dalam berbagai bidang. (Adm).

Tiga Program Studi di FPIK Targetkan Raih Akreditasi Internasional

Tiga Program Studi di FPIK Targetkan Raih Akreditasi Internasional

FPIK, SEMARANG – Tiga program studi (Prodi) di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro (UNDIP) ditargetkan bisa meraih akreditasi internasional. Saat ini semua program studi di FPIK baik jenjang strata satu (sarjana), strata dua (magister) maupun strata tiga (doktor), seluruhnya sudah memiliki status Akreditasi A, sehingga tinggal selangkah lagi untuk mendapatkan akreditasi internasional.

Dekan FPIK UNDIP, Prof. Ir. Tri Winarni Agustini, M.Sc., PhD., mentargetkan paling lama dua tahun ada tiga Prodi di FPIK bisa meraih akreditasi iternasional. “Tapi prinsipnya, lebih cepat lebih baik,” kata Prof. Tri Winarni Agustini, Kamis (22/10/2020).

Meski sudah mematok target waktu, namun untuk kepastian Prodi apa yang bakal meraih akreditasi internasional tergantung pada proses akhir karena tergantung lembaga akreditasinya. Apalagi semua masih dalam proses dengan dinamika yang tinggi. “Yang pasti ya yang paling siap memenuhi persyaratan yang ada. Kalau prioritasnya untuk S1 dulu, khususnya Prodi Akuakultur, Prodi Ilmu Kelautan dan Prodi Oseanografi,” ungkapnya.

Saat ini ada 10 Prodi yang ada di FPIK, rinciannya enam Prodi S1, dua Prodi S2, dan dua Prodi S3. Untuk program sarjana (S1) ada Prodi AkuakulturManajemen Sumber Daya PerairanIlmu KelautanOseanografiPerikanan Tangkap, dan Teknologi Hasil Perikanan. Untuk Prodi S2 ada Magister Ilmu Kelautan (MIK) dan Magister Manajemen Sumber Daya Pantai (MSDP). Sedangkan untuk S3 (doktor) FPIK UNDIP memiliki Program Doktor Ilmu Kelautan dan Program Doktor Manajemen Sumber Daya Pantai.

UNDIP merupakan perguruan tinggi yang memiliki program studi kelautan dan perikanan yang paling lengkap di Indonesia, sekaligus sebagai perguruan tinggi perintis untuk mengembangkan ilmu kelautan. Salah satunya adalah Prodi Oseanografi yang hanya ada di UNDIP dan ITB, meski ilmu tersebut telah lama dilembagakan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).  Ilmu kelautan UNDIP juga merupakan salah satu Prodi rintisan yang dimulai UNDIP bersama beberapa Perguruan Tinggi Nasional (PTN) lain. Dekan FPIK menyebutkan, minat calon mahasiswa untuk belajar kelautan dan ilmu perikanan cenderung naik dari tahun ke tahun. Bahkan FPIK bisa dikatakan menjadi salah satu fakultas favorit baik di jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) maupun SBNPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri).

Tingginya minat untuk belajar ilmu kelautan dan perikanan ini menggembirakan, karena relevan dengan kekayaan Indonesia yang dua pertiga wilayahnya adalah laut. Karena itu, adalah komitmen UNDIP untuk mencetak sarjana perikanan dan kelautan yang berkompeten. Adapun untuk jenjang S2, FPIK UNDIP berkomitmen mencetak lulusan yang mampu mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan mengintepretasikan data serta mengembangkan dan menerapkan dan memasyarakatkan konsep dan teknik perencanaan serta pemantauan dan evaluasi pengelolaan terpadu sumberdaya kelautan.  Sedangkan untuk jenjang S3, mencetak doktor yang mampu mengembangkan konsep ilmu, teknologi dan penelitian, dan mampu berkarya di bidang pengelolaan ilmu kelautan dan manajemen sumberdaya pantai dengan pendekatan interdisipliner.

Sebagai bentuk komitmen pengembangan sumber daya manusia dan keilmuan, para mahasiswa yang belajar di FPIK tidak semata diberi pembelajaran teori tentang perikanan dan kelautan, namun juga praktek, diantaranya wirausaha, sehingga bisa membuka usaha dan membuka lapangan kerja saat lulus. “Saat ini, lulusan kami telah masuk dalam semua lini. Baik itu Aparatur Sipil Negara (ASN), berkiprah di industri, pabrik, perusahaan swasta, dan berwirausaha dengan membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain,” tukas Tri Winarni Agustini. (Sumber: www.undip.ac.id).

FPIK UNDIP Berkibar di PIMNAS 2020

FPIK UNDIP Berkibar di PIMNAS 2020

FPIK, SEMARANG – PIMNAS atau kependekan dari Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional merupakan tahap akhir dari pelaksanaan kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang menjadi wadah skala nasional bagi mahasiswa untuk mempresentasikan dan saling berkomunikasi melalui produk kreasi intelektualnya. Di tahun 2020 ini, Universitas Gadjah Mada resmi menjadi tuan rumah PIMNAS ke-33 yang telah diselenggarakan secara daring sebagai penerapan protokol kesehatan dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19 dan rangkaian kegiatannya telah sukses digelar pada tanggal 24 – 29 November 2020.

Menurut publikasi berita dari Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, di tahun ini telah masuk sebanyak 65.000 proposal PKM. Dari serangkaian proses seleksi yang dilakukan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Dit. Belmawa) Ditjen Dikti Kemendikbud, ada 625 proposal PKM dari 101 perguruan tinggi yang masuk tahap final PIMNAS ke-33, dimana sebanyak 31 proposal mahasiswa UNDIP termasuk didalamnya, sekaligus menempatkan kampus riset yang ada di Kota Semarang ini menjadi perguruan tinggi terbanyak keempat pembuatan karya ilmiah yang lolos di tahap final PIMNAS ke-33. 

Dirinci dari kategori proposalnya, 31 karya ilmiah mahasiswa UNDIP terdiri dari 2 proposal PKM Kewirausahaan (PKMK), 2 proposal PKM Karsa Cipta (PKMKC), 10 proposal PKM Gagasan Tertulis (PKMGT), 2 proposal PKM Pengabdian Masyarakat (PKMM), 2 proposal PKM Terapan Teknologi (PKMT), 9 proposal PKM Penelitian Eksakta (PKMPE) dan 6 proposal PKM Penelitian Sosial Humaniora (PKMPSH). 

Wakil Rektor 1 UNDIP bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof Budi Setiyono PhD, mengungkapkan pada proses seleksi awal dikirim 700 proposal dari Kampus Diponegoro. Dari jumlah itu, ada 128 proposal mahasiswa yang terpilih untuk mendapatkan pendanaan dari Dirjen Dikti. Rinciannya, 58 proposal penelitian, 31 proposal pengabdian masyarakat, 7 proposal program kewirausahaan, 4 proposal teknologi dan 14 proposal karsa cipta. Di tahap final, ada 31 proposal mahasiswa UNDIP yang lolos PIMNAS ke-33.

“Tentu kami bersyukur atas perjuangan para mahasiswa. Tugas kami juga untuk terus mendukung dan mendampingi para mahasiswa agar bisa meraih posisi terbaik dalam ajang PIMNAS 2020. Kami terus melakukan evaluasi dan pendampingan semaksimal mungkin,” kata Prof Budi Setiyono PhD, Senin (2/11/2020).

Menariknya, ada 3 dari 31 karya ilmiah UNDIP yang merupakan karya mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK). Ketiga karya ilmiah mahasiswa FPIK tersebut telah direkomendasikan untuk mengikuti tahap final di PIMNAS ke-33. Tim pertama berasal dari Departemen Oseanografi yang diketuai Satria Ginanjar beserta anggotanya, Husein Alfarizi dan Siti Wulandari dengan kategori PKMKC. Tim kedua berasal dari Departemen Perikanan Tangkap yang diketuai Muhammad Syahril Munthe beserta anggotanya, Izzatun Nuha dan Nuraini Elvi Fajrin dengan kategori PKMT. Selanjutnya, tim ketiga juga berasal dari Departemen Perikanan Tangkap yang diketuai Synthiya Machdani beserta anggotanya, Ardhiyansyah Bhakti L dan Wildan Pratama Bagaskara dengan kategori PKMKC. Berikut adalah poster dan informasi presentasi video tentang karya ilmiah ketiga tim mahasiswa FPIK UNDIP: Poster dan Video tim Satria Ginanjar | Poster dan Video tim Muhammad Syahril Munthe | Poster dan Video tim Synthiya Machdani.

Tiba pada waktunya, pada 28 November 2020 yang merupakan hari penetapan pemenang karya ilmiah terbaik, 2 dari 3 karya ilmiah tim mahasiswa FPIK UNDIP mendapatkan masing-masing gelar Juara 2. Tim yang berhasil menjadi pemenang yaitu tim mahasiswa Departemen Oseanografi yang diketuai oleh Satria Ginanjar dengan judul karya “Sistem Peringatan Dini Banjir (Rob) dan Gelombang Pasang Terintegrasi Website dan Android untuk Mitigasi Bencana Masyarakat Pesisir” dan tim dari Departemen Perikanan Tangkap yang diketuai oleh Muhammad Syahril Munthe dengan judul karya “Alat Pengusir Penyu Dan Ikan Baronang (Siganus sp.) sebagai Solusi Mencegah Gagal Panen Rumput Laut di Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah”.

Selain mahasiswa FPIK yang berhasil menyabet gelar Juara 2, mahasiswa UNDIP lainnya seperti tim dari Tri Rahayu dengan judul karya “Perlindungan Pengemudi Ojek Online Guna Memberikan Kesetaraan Hak Melalui Instrumen Bestuurshandling” berhasil mendapatkan Juara 3. Kemudian, tim dari Ilham Adi Nugroho dengan judul karya “Sistem Edukasi Mitigasi Bencana Gunung Merapi Berbasis Virtual Reality pada Masyarakat Desa Srumbung” berhasil membawa pulang gelar Juara 2. Lalu tim dari Peter Kusnadi dengan judul karya “Inovasi Pembuatan Bahan Bakar Substitusi yang Ramah Lingkungan dari Limbah Cair Foodcourt sebagai Solusi atas Kelangkaan Bahan Bakar di Indonesia” berhasil mengharumkan nama UNDIP dengan Juara 1-nya dan terakhir tim dari Moch Ali Utomo dengan judul karya “Pemanfaatan Khamir Inulinolotik Indigenous Ampas Tebu (Bagasse) sebagai Penghasil Biokatalis Inulinase dalam Produksi Gula Rendah Kalori” berhasil menambah koleksi Juara 1 di PIMNAS ke-33. (Adm).

Evan Hansel Mahasiswa FPIK, Sabet Juara III pada Kompetisi Esai Ilmiah EURYCOMA

Evan Hansel Mahasiswa FPIK, Sabet Juara III pada Kompetisi Esai Ilmiah EURYCOMA

FPIK, SEMARANG – Pada akhir bulan Oktober 2020 yang lalu, mahasiswa Departemen Ilmu Kelautan angkatan 2017 bernama Evan Hansel Frederick berhasil meraih Juara III pada kompetisi esai ilmiah EURYCOMA yang diselenggarakan oleh BEM Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman. Tema besar lomba esai di tahun ini adalah “Aksi Mahasiswa untuk Aktif Berperan Melawan Dampak Pandemi Covid-19” dengan tiga sub tema dimana salah satunya adalah “Optimalisasi Pemanfaatan Bahan Alam untuk Meningkatkan Kesehatan sebagai Upaya Preventif Melawan Pandemi Covid-19”.

Evan yang saat ini sedang meneliti tentang keanekaragaman khamir asosiasi rumput laut berinisiatif untuk mengangkat hal yang sedang ditelitinya menjadi gagasan dalam penulisan esai. Judul gagasan yang dibawakan Evan adalah “Pemanfaatan Khamir dalam Produksi Marine Prebiotic dari Rumput Laut sebagai Peningkat Imunitas Tubuh dalam Masa Pandemi Covid-19”. Proses pengambilan topik, penulisan, pembimbingan dan persiapan lomba dibimbing oleh Bapak Dr. Mada Triandala Sibero.

Setelah melalui tahap full paper, Evan terpilih menjadi 10 finalis yang berkesempatan untuk mempresentasikan gagasannya pada tanggal 31 Oktober 2020 pukul 09.00 WITA. Hingga pada awarding night dan penutupan acara pada tanggal 02 November 2020, Evan terpilih menjadi Juara III dalam lomba esai ilmiah EURYCOMA.

Selamat bagi Evan dan semoga gagasan esai tersebut dapat segera direalisasikan melalui proyek penelitian yang saat ini sedang dilakukan. (Dept. Ilmu Kelautan).