Tim PPK Ormawa Himasaka FPIK UNDIP Wujudkan Kampung Iklim: Dari Lumpur Jadi Makmur hingga Palawija Bota-growth di Desa Bejalen

Tim PPK Ormawa Himasaka FPIK UNDIP Wujudkan Kampung Iklim: Dari Lumpur Jadi Makmur hingga Palawija Bota-growth di Desa Bejalen

Tim pelaksana Program Penguatan Kapasitas (PPK) Ormawa Himasaka Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro 2025 menyelenggarakan kegiatan pelatihan pengolahan sedimen rawa menjadi pupuk organik di Pendopo Baru Klinting pada tanggal 1 Agustus 2025 di Desa Bejalen, Kecamatan Ambarawa. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan meningkatkan pemanfaatan sumber daya lokal sekaligus mendukung pertanian berkelanjutan. Kegiatan dimulai dengan sesi pemaparan formula pupuk organik yang telah disepakati bersama kelompok tani setempat. Tim juga memberikan penjelasan mengenai potensi sedimen rawa yang selama ini dianggap limbah, padahal memiliki kandungan bahan organik tinggi dan sangat bermanfaat bagi kesuburan tanah.

Pengolahan pupuk organik sebagai alternatif ramah lingkungan diharapkan mampu mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia, menekan emisi gas rumah kaca, serta menjaga struktur dan kesuburan tanah agar produktivitas lahan pertanian dapat terus meningkat secara berkelanjutan. Pendekatan ini sejalan dengan komitmen pengurangan dampak perubahan iklim dan penerapan pertanian hijau di tingkat desa. Kegiatan dilanjutkan dengan praktik langsung pencampuran sedimen dengan bahan tambahan seperti dedak dan arang sekam sesuai formula yang telah ditetapkan. Tim pelaksana mendampingi setiap langkah, mulai dari pemilahan sedimen, penimbangan bahan tambahan, proses pencampuran, hingga teknik fermentasi yang tepat agar pupuk yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi.

Pupuk organik yang dihasilkan kemudian dimanfaatkan untuk program kerja penanaman palawija setelah proses pembuatan pupuk selesai. Penanaman ini akan menjadi tahap uji penerapan sekaligus pembuktian manfaat nyata pupuk sedimen rawa dalam meningkatkan produktivitas lahan pertanian desa. Selain itu, tim berharap keterampilan yang diperoleh dapat diterapkan secara mandiri oleh kelompok tani, sehingga Desa Bejalen mampu mengembangkan pertanian organik berkelanjutan yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi.

Program kerja penanaman palawija mengusung tema kampung iklim sebagai solusi ketahanan pangan. Tema yang diusung adalah “Tani tahan untuk bejalen yang berkelanjutan” dengan judul “Bota-growth”. Kegiatan ini dimulai pada tanggal 4 Agustus 2025, yang dimulai melalui kegiatan persiapan lahan secara bersama-sama dengan kelompok sadar lingkungan (POKDARLING), kelompok tani (POKTAN) dan Karang taruna. Pembersihan lahan selanjutnya dilakukan sebagai prosedur awal dalam melakukan penanaman. Pemberian pupuk digunakan sebagai bagian dari protocol soil enrichment yang difungsikan sebagai sumber hara tanaman.

Tim PPK Ormawa HIMASAKA melaksanakan penanaman palawija tujuh hari pasca persiapan lahan selesai dilakukan yaitu Senin, 11 Agustus 2025. Terdapat 5 jenis tanaman terpilih yang semuanya termasuk palawija. Pemilihan ini dipertimbangkan melalui tingkat adaptifitas dan fleksibilitas pada perubahan baik dari suhu, kelembapan dan juga kondisi minim nutrien. Jenis palawija yang digunakan yaitu singkong, terong, kacang tanah, mentimun dan cabai. Prosedur penanaman palawija yaitu menggali tanah menggunakan cangkul hingga kedalaman 10 cm secara vertikal dan jarak horizontal 30 cm. Benih dan bibit kemudian ditanam menggunakan metode manual, yaitu dengan menempatkannya pada lubang tanam dan tutup dengan baik dan diberikan pupuk.

Kegiatan ini merupakan langkah menuju desa mandiri yang sanggup mengatasi perubahan iklim yang menyebabkan penurunan kuantitas dan kualitas sumber daya pangan. Selain dari hal tersebut kegiatan ini juga diharapkan menjadi jembatan silaturahmi dalam rangka mempererat sinergi antara TIM PPK Ormawa dengan Masyarakat.

Pengukuhan Guru Besar FPIK UNDIP: Wujud Komitmen dalam Konservasi Laut dan Penanggulangan Pencemaran

Semarang (02/09), Universitas Diponegoro kembali menambah deretan Guru Besar melalui pengukuhan yang digelar di Gedung Prof. Soedarto, Tembalang, Semarang. Acara ini menjadi momen bersejarah bagi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UNDIP yang terus menunjukkan kiprahnya dalam melahirkan akademisi unggul dan berintegritas.

Dua dosen senior FPIK UNDIP resmi menyandang gelar Guru Besar, yakni Prof. Dr. Ir. Nur Taufiq Syamsudin Putra Jaya, M.App.Sc. dengan kepakaran Konservasi Biota Laut, serta Prof. Dr. Ir. Bambang Yulianto, DEA. dengan kepakaran Pencemaran Logam Berat. Keduanya dikenal sebagai akademisi yang konsisten menghasilkan karya ilmiah, riset aplikatif, serta berbagai kontribusi untuk pembangunan kelautan dan perikanan di Indonesia.

Dengan bertambahnya Guru Besar baru, FPIK UNDIP semakin memperkuat posisinya sebagai fakultas yang berkomitmen pada pengembangan ilmu pengetahuan dan solusi nyata bagi permasalahan lingkungan perairan. Pengukuhan ini sekaligus menjadi tonggak semangat bagi seluruh civitas akademika untuk terus berkarya, berinovasi, dan membawa manfaat yang lebih luas bagi masyarakat dan dunia internasional.

Delegasi Ilmu Kelautan Undip Ikuti Workshop Coral Restoration di Malaysia

Delegasi Departemen Ilmu Kelautan, Undip yang terdiri dari Prof. Diah Permata Wijayanti, Dr. Dwi Haryanti, Mike Kusuma Wijayanti, S. Si dan Alifalah Tridhia Cahyadi, S.Si melakukan kunjungan balasan ke University Malaysia Terengganu pada tanggal 22 – 26 Juli 2025 untuk mengikuti Workshop Post-Bleaching Coral Restoration di Pulau Kapas, Terengganu, Malaysia. Workshop diikuti peneliti dari Thailand dan Indonesia, selain dari peneliti tuan rumah. Selain dari para peneliti di universitas, workshop juga diikuti Reefcheck Malaysia dan Kelompok Masyarakat Pengelola Terumbu di Pulau Kapas. Sejumlah mahasiswa pasca sarjana dari Indonesia dan Malaysia juga tercatat sebagai peserta.

Acara dilaksanakan di Pulau Kapas sebuah pulau tujuan wisata, 15 menit perjalanan dari Marang, Pelabuhan Wisata Terengganu. Sambutan dari Ketua INOS (Institute of Oceanography and Environment) Prof. Zainuddin Bachok mengawali acara. Prof Din, panggilan akrabnya menyatakan pentingnya upaya-upaya restorasi dan monitoring terumbu di tengah masifnya penyebab kerusakan terumbu. Resilien menjadi kata kunci yang penting untuk keberlangsungan terumbu karang di masa depan. Miss Puteri Asma Megat Yusof dari Reef Check Malaysia memaparkan upaya restorasi terumbu karang di Pulau Redang dengan melibatkan masyarakat di sekitar pulau, termasuk di kalangan anak muda. Empat program utama Reef Check yakni EcoAction, Sains, Advokasi, dan Pengelolaan diharapkan dapat mempercepat upaya pemulihan terumbu dari berbagai gangguan.

Acara workshop selanjutnya adalah penanaman tiang besi yang akan menjadi tegakan untuk meletakkan paralon, yang ujungnya akan digunakan sebagai tempat penanaman fragmen karang. Sebanyak 40 tiang besi ditanam oleh mahasiswa pasca sarjana yang menjadi peserta workshop.

Pada malam harinya, Prof. Diah Permata Wijayanti dari Universitas Diponegoro menyampaikan materi mengenai gangguan terhadap terumbu karang yang terjadi saat ini di Kepulauan Karimunjawa, antara lain gangguan akibat penyakit, mikroplastik, dan wabah siput Drupella. Acara dilanjutkan dengan pemaparan tentang kompetisi spons sebagai sebuah ancaman maupun potensi menuju pemulihan, berdasarkan studi kasus dari Karimunjawa dan Bali, yang disampaikan oleh Dr. Dwi Haryanti dari Universitas Diponegoro.

Pada pagi hari selanjutnya, kegiatan diawali dengan pemaparan materi oleh Prof. Madya. Dr. Tan Chun Hong dengan topik “Bleached but Not Broken: Restoring Coral Reefs for Future Generations”. Pemaparan ini memberikan wawasan mendalam mengenai upaya restorasi terumbu karang pasca pemutihan.

Setelah sesi materi, kegiatan dilanjutkan dengan agenda fun dive di perairan sekitar Pulau Kapas dengan kedalaman kurang lebih 10 meter. Delegasi dari kampus berkesempatan menikmati keindahan ekosistem bawah laut, termasuk terumbu karang dan berbagai biota lainnya seperti ikan karang, teripang, kima, dan sebagainya.

Usai kegiatan penyelaman, peserta beristirahat sejenak untuk makan siang. Selanjutnya, beberapa peserta workshop bersama delegasi kampus turut berpartisipasi dalam kegiatan penanaman fragmen karang di sekitar Pulau Kapas. Lokasi restorasi karang berjarak sekitar 5 menit dari Pulau Kapas. Hal ini bertujuan, agar pemantauan dan perawatan hasil transplantasi kedepannya lebih efisien.

Fragmen karang yang ditanam merupakan jenis karang dari Genus Acropora. Fragmen tersebut ditanam pada media berupa pipa paralon yang telah dimodifikasi dan telah dipasang sehari sebelumnya. Fragmen kemudian direkatkan menggunakan lem khusus underwater epoxy untuk memastikan kestabilan dan pertumbuhannya di dasar laut.(Admin FPIK)

Penelitian Rehabilitasi Lamun Pascatambang Timah Antarkan Wahyu Adi Raih Gelar Doktor

Penelitian Rehabilitasi Lamun Pascatambang Timah Antarkan Wahyu Adi Raih Gelar Doktor

Bangka, UBB– Program Pasca-Sarjana Manajemen Sumber Daya Perairan (MSDP) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro (Undip) kembali menghasilkan doktor. Kali ini doktor yang dihasilkan Undip adalah pakar dalam database pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem lamun (seagrass) pada lahan pasca penambangan timah di Pulau Bangka.

Pakar hasil cetakan MSDP FKIP Undip itu ialah Dr. Wahyu Adi M.Si, merupakan Dosen di Fakultas Pertanian Perikanan dan Kelautan (FPPK) Universitas Bangka Belitung (UBB). Ia lulus dari Program Doktor Medio Juli 2025, di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir Agus Hartoko M.Sc, Dr. Ir Pujiono Wahyu Purnomo, MS dan Dr. Udhi Eko Hernawan, S.Si, M.Sc dari BRIN.

“Wahyu Adi, M.Si dinyatakan lulus sebagai doktor pertengahan Juli, setelah sebelumnya ia sukses mempertahankan disertasinya dihadapan dewan penguji Undip,” tukas Agus Hartoko dalam keterangan persnya yang diterima, Selasa (15/7/2025) petang.

Lokasi Seagrass

Lokasi Seagrass

Selain meraih gelar doktor, isi disertasi Wahyu Adi menjadi kajian pakar dunia menyusul dua artikel ilmiahnya telah diterbitkan pada jurnal internasional bergengsi; masing-masing terindeks Scopus-Q1 Marine Pollution Bulletin dan Scopus Q-2 Geography, Environment, Sustainability.

Ditemui pada kesempatan terpisah, Selasa (15/7) malam, Wahyu Adi mengemukakan artikel ilmiahnya yang terbit di jurnal terindeks Scopus-Q1 berjudul ‘Ecological Condition of Seagrass Meadow Around Sea-based Tin Mining Activities in Waters of Bangka Belitung, Indonesia’. Sedangkan artikel pada jurnal yang terindeks Scopus-Q2 bertajuk ‘Seagrass Carbon Stocks and Sequestration in Habitat Impacted by Tin Mining Activities in Bangka Belitung, Indonesia’.

Penelitian untuk disertasi Wahyu Adi dilakukan dengan pengumpulan data ekologi lamun, karbon biru, dan biota asosiasi di lokasi berpotensi terdampak penambangan timah. Adapun analisis spasial dan pemodelan basis data, mengunakan basis SIG dan kerangka DPSIR (Driving Forces, Pressures, State, Impacts, Responses). Selanjutnya pengolahan data dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dan integrasi dengan hasil riset terdahulu.

Prof. Agus Hartoko menjelaskan database yang lengkap ini merupakan capaian ilmiah yang siginifikan dan applicable (siap untuk digunakan). “Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat bagi institusi Universitas Bangka Belitung, pemerintah daerah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan PT Timah Tbk,” ujar Agus Hartoko.

Agus menegaskan, penelitian yang dilakukan Wahyu Adi — untuk disertasi — ini dilakukan untuk mengatasi kerusakan ekosistem lamun akibat penambangan timah, serta menyusun basis data yang dapat digunakan sebagai alat bantu pengelolaan berbasis bukti ilmiah oleh pemangku kepentingan, baik bagi pemerintah daerah, PT Timah, maupun para akademisi. (FPIK)

Pengumuman Calon Mahasiswa Baru Program Sarjana Jalur Ujian Mandiri TA 2025/2026

Pengumuman Calon Mahasiswa Baru Program Sarjana Jalur Ujian Mandiri TA 2025/2026

Hasil Pengumuman Calon Mahasiswa Baru Program Sarjana / Sarjana Terapan Jalur Ujian Mandiri TA 2025/2026 dapat diakses pada website https://pengumuman.undip.ac.id/ pada pukul 17.00 WIB. Pengumuman Registrasi Administratif dan Verifikasi Calon Mahasiswa Baru Program Sarjana / Sarjana Terapan Jalur Ujian Mandiri TA 2025/2026.Download : Pengumuman-Verifikasi-UM-S1-TA.-2025-2026

Powered By EmbedPress

Dibuka Beasiswa Program Doktor Untuk Dosen Indonesia Tahun 2025

Dibuka Beasiswa Program Doktor Untuk Dosen Indonesia Tahun 2025

Kabar baik bagi Bapak/Ibu Dosen di lingkungan perguruan tinggi yang berada di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek)! Untuk mendukung peningkatan kualifikasi akademik dan pengembangan karier, Kementerian melalui Pusat Pembiayaan dan Asesmen Pendidikan Tinggi kembali membuka Beasiswa Program Doktor untuk Dosen Indonesia (Beasiswa PDDI) tahun 2025.

Program ini memberikan kesempatan bagi para dosen untuk melanjutkan studi doktoral di perguruan tinggi terbaik dalam negeri. Bahkan, tersedia pula skema joint degree atau double degree dengan perguruan tinggi luar negeri.

Apa saja manfaatnya?

  1. Biaya pendidikan jenjang doktoral
  2. Kesempatan kuliah di kampus ternama dalam atau luar negeri
  3. Mendukung karier dan peningkatan kompetensi dosen

Tertarik mendaftar? Selengkapnya mengenai syarat, ketentuan, serta panduan pendaftaran bisa diakses melalui : https://beasiswa.kemdikbud.go.id/

Unduh juga buku panduan resmi Beasiswa PDDI 2025 pada tautan berikut : DOWNLOAD

Mari manfaatkan kesempatan ini untuk terus belajar dan berkembang demi pendidikan Indonesia yang lebih baik!