FPIK UNDIP Targetkan Penambahan 4 Profesor dan 12 Doktor Baru di Tahun 2021

FPIK UNDIP Targetkan Penambahan 4 Profesor dan 12 Doktor Baru di Tahun 2021

FPIK, SEMARANG – Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro (UNDIP) menargetkan ada penambahan 4 profesor baru di tahun 2021, sehingga keseluruhannya akan ada 25 guru besar di fakultas yang mengelola 10 program studi ini. Selain itu, fakultas juga berharap ada 12 tenaga pengajar yang bisa menyelesaikan studi doktornya, jumlah pengajar yang memiliki pendidikan strata 3 mencapai  64 orang.

Dekan FPIK UNDIP, Prof. Ir. Tri Winarni Agustini, M.Sc., Ph.D, mengatakan hal itu, saat dihubungi Selasa (2/3/2021). “Kami berharap ada empat guru besar baru dan dua belas doktor untuk memperkuat proses belajar mengajar dan riset kami,” kata Tri Winarni Agustini.

Menurut dia, kalau target itu bisa dipenuhi, masih ada tugas untuk mendorong 60 tenaga akademik yang dimilikinya untuk segera menyelesaikan program S3-nya. Nantinya tenaga pengajar yang berijasah magister jumlahnya makin sedikit. “Kalau semua sesuai yang direncanakan, dari 145 tenaga pengajar, nantinya tingal 40 persen yang lulusan magister. Tiap tahun porsinya akan makin mengecil,” tambah dia.

Kebijakan untuk meningkatkan jumlah tenaga pengajar yang memiliki kualifikasi pendidikan strata 3 merupakan amanat bersama menjadikan Universitas Diponegoro sebagai World Class University, yang mana bercirikan perguruan tinggi riset yang unggul. Apalagi FPIK juga sudah memiliki program studi doktor, sehingga tuntutan agar tenaga pengajarnya minimal berkualifikasi doktor adalah sebuah keniscayaan.

Yang membanggakan, kata Tri Winarni, para guru besar di lingkungan FPIK adalah akademisi yang aktif, bukan saja mengajar tapi melakukan penelitian dan menulis di jurnal-jurnal ilmiah baik internasional bereputasi maupun nasional. Selain itu, para guru besar serta para doktor yang ada masing-masing memiliki kepakaran yang spesifik dan reputasi diakui, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Karena itu, selain mengajar di lingkungan program studi yang ada di fakultas, banyak pengajar FPIK yang membantu mengajar di program lain, khususnya Sekolah Pascasarjana.

Saat ini, FPIK UNDIP mengelola 10 program studi (Prodi). Di Jenjang Strata 1 atau sarjana ada enam Prodi, magister dua Prodi dan jenjang doktor dua Prodi. Di Program Sarjana ada Prodi Akuakultur, Prodi Manajemen Sumber Daya Perairan, Prodi Oseanografi, Prodi Perikanan Tangkap, Prodi Teknologi Hasil Perikanan, serta Prodi Ilmu Kelautan. Di Program Magister ada Prodi Magister Ilmu Kelautan dan Magister Manajemen Sumber Daya Perairan, sementara di jenjang S3 ada Program Doktor Manajemen Sumber Daya Perairan dan Program Doktor Ilmu Kelautan.

Tahun ini, target FPIK adalah mengusulkan akreditasi internasional ASIIN untuk prodi Ilmu Kelautan, Oseanografi dan Akuakultur. Jajaran FPIK dan universitas sangat mendukung dan berupaya keras untuk bisa mencapai target tersebut. ASIIN atau Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik adalah lembaga akreditasi internasional berasal dari Jerman untuk disiplin ilmu rekayasa, matematika dan sains, pertanian, biologi.

Dalam hal publikasi ilmiah, FPIK UNDIP juga memiliki jurnal-jurnal ilmiah yang bereputasi. Setidaknya ada 6 jurnal ilmiah yang dikelola, yaitu Jurnal Ilmu Kelautan “Indonesian Journal of Marine Sciences (IJMS) sudah terindeks Scopus, International Journal of Marine and Aquatic Resource Conservation and Co-existence (IJMARCC)”; Buletin Oseanografi Marina (Buloma – Sinta 2); Jurnal Kelautan Tropis (Sinta 2), Jurnal Saintek Perikanan (Sinta 2); dan Journal of Marine Research (Sinta 3), CRM). Jurnal-jurnal tersebut terindeks Google scholar, DOAJ, Portal Garuda dan kesemuanya memberikan akses terbuka (open access policy).

Lahirnya FPIK UNDIP bermula dari pembentukan Jurusan Perikanan pada Fakultas Peternakan melalui Surat Keputusan Rektor Universitas Diponegoro No. 44/1968 tanggal 8 Oktober 1968. Pada tanggal 17Agustus 1978, nama Fakultas ini berubah menjadi Fakultas Peternakan dan Perikanan, berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Diponegoro No. 76/SK/UD/VI/1978. Namun pada tahun 1982 nama tersebut berubah kembali menjadi Fakutas Peternakan dengan keluarnya keputusan Presiden RI No. 51/1982.

Pada tahun 1985, UNDIP dipercaya menjadi salah satu perguruan tinggi pelopor untuk membuka jurusan ilmu kelautan. Berdasarkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 1023/D/Q/1985 tanggal 6 Juni 1985, dirintis Program Studi Ilmu Kelautan di Universitas Diponegoro bersama lima perguruan tinggi Indonesia lain yaitu Institut Pertanian Bogor, Universitas Pattimura, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Hasanuddin dan Universitas Riau.

Setelah melewati berbagai proses, baru pada tahun 1994 berdiri Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.0181/0/1994 tertanggal 25 Juli 1994. Awalnya hanya ada dua jurusan yakni Perikanan dan Ilmu Kelautan. Kini ada 6 departemen, dengan 10 program studi di FPIK. (Sumber berita: UNDIP)

Empat Doktor Ilmu Kelautan UNDIP Raih IPK Sempurna

Empat Doktor Ilmu Kelautan UNDIP Raih IPK Sempurna

FPIK, SEMARANG – (Sumber Jatengdaily.com) Empat Wisudawan Program Doktor Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan (FPIK), Universitas Diponegoro (UNDIP) yang dikukuhkan pada Wisuda ke-161 berhasil meraih capaian sempurna dengan Indeks Prestasi Kumulatif 4,0. Nilai sempurna itu juga termasuk karya ilmiah berupa disertasi yang disusunnya sebagai karya akademik.

Adapun keempat wisudawan Program Strata-3 Ilmu Kelautan yang meraih nilai sempurna adalah Retno Hartarti, Lilik Maslukah, R Baskoro Rochaddi dan Sugeng Widada. Karya ilmiah yang mereka hasilkan selain harus diujikan di depan dewan penguji, juga dipublikasikan di jurnal ilmiah internasional.

Retno Hartati membuat disertasi yang dituangkan dalam Bahasa Inggris tentang kestabilan ekosistem baru. Dr. Ir. Retno Hartati, M.Sc membuat disertasi berjudul “Sea ranching of Holothuria atra: Study on establishment of new ecosystem and its relation with their feeding ecology”. Selama studi, Retno Hartati menghasilkan 3 publikasi di jurnal internasional bereputasi, serta 1 publikasi pada prosiding terindeks SCOPUS. Dia juga menghasilkan beberapa artikel di jurnal nasional yang ada.

Beberapa karya Retno selama menjalani studi doktor di FPIK UNDIP diantaranya “Asexual Reproduction of Black Sea Cucumber from Jepara Waters” yang dipublikasikan tahun 2019 di Indonesian Journal of Marine Sciences; kemudian “Relationship Between Stage of Gonad Maturity and Level of Osmotic Work of Sea Cucumber”; dan “Feeding selectivity of Holothuria atra in different microhabitat in Panjang Island, Jepara (Java, Indonesia)” yang dimuat Jurnal Biodiversitas pada tahun 2020.

Sedangkan, R. Baskoro Rochaddi membuat karya doktornya dengan disertasi berjudul “Diversitas Bakteri Pada Air tanah Dangkal Pendegradasi Pestisida Klorpirifos dan Resisten Logam Berat Hg dan As di Wilayah Pesisir Pantai Utara Jawa Tengah dan Jawa Timur”. Baskoro melakukan penelitian ini karena keprihatinannya terhadap pencemaran di Pantai Utara (Pantura) Jawa. Selain disertasi, dia juga menulis kajian tersebut di Jurnal Biodiversitas.

Disertasi lain yang dihasilkan program doktor ilmu kelautan periode ini adalah karya berjudul “Model Lapisan Litologi Berbasis Data Resistiviti dan Horizontal to Vertical Spectral Ratio (HVSR) Serta Kaitannya Dengan Penurunan Muka Tanah berdasarkan Analisis Dinsar dan Perubahan Garis Pantai di Kota Semarang”. Karya tulis berdasarkan penelitian yang disusun Sugeng Widada itu diharapkan memberi manfaat bagi pembuatan kebijakan tentang penanganan penurunan muka tanah (land subsidence) di Kota Semarang.

Sementara itu peraih nilai sempurna lainnya, yaitu Lilik Maslukah yang membuat karya ilmiah berjudul “Fraksinasi Phosphor dan Keterkaitannya Dengan Konsentrasi Klorofil-A di Perairan Utara Jawa Tengah”.

Dekan FPIK UNDIP, Prof. Ir. Tri. Winarni Agustini, M.Sc., Ph.D, mengingatkan bahwa pencapaian nilai yang maksimal mengandung konsekuensi bagi yang bersangkutan maupun bagi lembaga penyelenggara pendidikannya. Oleh karena itu, dia menyitir ungkapan yang selalu dilontarkan rektor dan ketua Senat Akademik dalam setiap acara wisuda untuk selalu menjaga nama baik almamater.

“Saya kira setiap wisudawan punya kewajiban yang sama untuk menjaga nama besar Universitas Diponegoro. Yang perlu diingat juga bahwa selesainya studi adalah awal dari pengabdian yang lebih besar di bidang yang digeluti. Bagi yang menyandang gelar doktor juga harus mengabdikan ilmunya melalui inovasi dan karya-karya akademik yang berguna bagi masyarakat,” kata Tri Winarni. she

Link artikel :

Empat Doktor Ilmu Kelautan UNDIP Raih IPK Sempurna

FPIK Beri Apresiasi Mahasiswa di FIMAFEST 2020

FPIK Beri Apresiasi Mahasiswa di FIMAFEST 2020

FPIK, SEMARANG – FIMAFEST 2020 atau singkatan dari Fisheries and Marine Science Festival 2020 telah sukses diadakan pada tanggal 19 Desember 2020. FIMAFEST adalah acara penganugerahan bagi mahasiswa berprestasi dibidang akademik, olahraga, unit wirausaha, dan ajang apresiasi bagi organisasi mahasiswa (ormawa) yang ada di lingkup Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro (UNDIP). Acara tahunan ini disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube UNDIP TV Official. Bekerjasama dengan Bank BTN, Make Over, UNDIP Event dan Event Campus, acara ini sukses digelar selama kurang lebih 3 jam 15 menit. Kemeriahan FIMAFEST dihadiri oleh segenap jajaran pejabat kampus dan alumni antara lain Rektor UNDIP yaitu Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M.Hum., Dekan FPIK UNDIP yaitu Prof. Ir. Tri Winarni Agustini, M.Sc., Ph.D, Wakil Dekan 1 FPIK UNDIP yaitu Dr. Agus Trianto, S.T, M.Sc, Ph.D., Ketua Keluarga Alumni Kelautan UNDIP (KEKAL) yaitu Djoko Hartoyo, Sekretaris Keluarga Alumni Perikanan UNDIP (KERAPU) yaitu Ir. Sakina Rosellasari., M.Si., M.Sc dan dosen – dosen FPIK yang turut mendukung acara ini.

Di sepanjang tahun 2020 ini, mahasiswa – mahasiswa yang membawa nama besar FPIK telah berhasil meraih berbagai macam prestasi baik di tingkat nasional maupun internasional. Tak hanya personal, organisasi mahasiswa FPIK yang juga berhasil menyabet berbagai prestasi di lingkup nasional patut menjadi kebanggaan kampus FPIK UNDIP. Oleh karena itu, melalui FIMAFEST, FPIK turut mendukung usaha mahasiswa – mahasiswa tersebut dengan memberikan penganugerahan atau apresiasi berupa dana apresiasi. Kategori penerima anugerah diajang FIMAFEST 2020 yakni Mahasiswa Berprestasi (MAWAPRES) dengan total dana apresiasi sebesar Rp 3.000.000 (Tiga Juta Rupiah), Unit Bisnis Mahasiswa dengan total dana apresiasi sebesar Rp 33.000.000 (Tiga Puluh Tiga Juta Rupiah), Gebyar Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dengan total dana apresiasi sebesar Rp 20.000.000 (Dua Puluh Juta Rupiah), PKM Mahasiswa Baru dengan total dana apresiasi sebesar Rp 1.500.000 (Satu Juta Lima Ratus Ribu Rupiah), dan Mahasiswa Prestasi dengan total dana apresiasi Rp 30.000.000 (Tiga Puluh Juta Rupiah). Selain itu, berbagai nominasi yang dibacakan dalam acara ini yakni Mahasiswa Inspirasi Prestatif, Mahasiswa Kreatif Inovatif, Mahasiswa Terseniora, UKM-F (Unit Kegiatan Mahasiswa-Fakultas) Terproduktif, UKM-F Ter Influencer, UKM-F Favorit, HMD (Himpunan Mahasiswa Departemen) KPSDM, HMD SOSMAS, HMD Kesma, HMD Riskel dan HMD Seniora.

Acara inti FIMAFEST 2020 tidak hanya dibubuhi dengan hiburan musik dan pertunjukan seni tari, namun juga yang paling menarik adalah diadakannya beberapa kuis dan pembagian Doorprize bagi penonton yang menyaksikan melalui kanal YouTube UNDIP TV saat itu. Hadiah yang dibagikan berupa televisi dan 10 buku tabungan senilai Rp 1.000.000 (Satu Juta Rupiah) persembahan dari Bank BTN.

Harapan besar bagi FPIK, melalui kegiatan penganugerahan seperti FIMAFEST ini dapat menambah motivasi bagi mahasiswa FPIK untuk terus semangat dalam berkarya dan mencetak prestasi dalam berbagai bidang. (Adm).

Tiga Program Studi di FPIK Targetkan Raih Akreditasi Internasional

Tiga Program Studi di FPIK Targetkan Raih Akreditasi Internasional

FPIK, SEMARANG – Tiga program studi (Prodi) di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro (UNDIP) ditargetkan bisa meraih akreditasi internasional. Saat ini semua program studi di FPIK baik jenjang strata satu (sarjana), strata dua (magister) maupun strata tiga (doktor), seluruhnya sudah memiliki status Akreditasi A, sehingga tinggal selangkah lagi untuk mendapatkan akreditasi internasional.

Dekan FPIK UNDIP, Prof. Ir. Tri Winarni Agustini, M.Sc., PhD., mentargetkan paling lama dua tahun ada tiga Prodi di FPIK bisa meraih akreditasi iternasional. “Tapi prinsipnya, lebih cepat lebih baik,” kata Prof. Tri Winarni Agustini, Kamis (22/10/2020).

Meski sudah mematok target waktu, namun untuk kepastian Prodi apa yang bakal meraih akreditasi internasional tergantung pada proses akhir karena tergantung lembaga akreditasinya. Apalagi semua masih dalam proses dengan dinamika yang tinggi. “Yang pasti ya yang paling siap memenuhi persyaratan yang ada. Kalau prioritasnya untuk S1 dulu, khususnya Prodi Akuakultur, Prodi Ilmu Kelautan dan Prodi Oseanografi,” ungkapnya.

Saat ini ada 10 Prodi yang ada di FPIK, rinciannya enam Prodi S1, dua Prodi S2, dan dua Prodi S3. Untuk program sarjana (S1) ada Prodi AkuakulturManajemen Sumber Daya PerairanIlmu KelautanOseanografiPerikanan Tangkap, dan Teknologi Hasil Perikanan. Untuk Prodi S2 ada Magister Ilmu Kelautan (MIK) dan Magister Manajemen Sumber Daya Pantai (MSDP). Sedangkan untuk S3 (doktor) FPIK UNDIP memiliki Program Doktor Ilmu Kelautan dan Program Doktor Manajemen Sumber Daya Pantai.

UNDIP merupakan perguruan tinggi yang memiliki program studi kelautan dan perikanan yang paling lengkap di Indonesia, sekaligus sebagai perguruan tinggi perintis untuk mengembangkan ilmu kelautan. Salah satunya adalah Prodi Oseanografi yang hanya ada di UNDIP dan ITB, meski ilmu tersebut telah lama dilembagakan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).  Ilmu kelautan UNDIP juga merupakan salah satu Prodi rintisan yang dimulai UNDIP bersama beberapa Perguruan Tinggi Nasional (PTN) lain. Dekan FPIK menyebutkan, minat calon mahasiswa untuk belajar kelautan dan ilmu perikanan cenderung naik dari tahun ke tahun. Bahkan FPIK bisa dikatakan menjadi salah satu fakultas favorit baik di jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) maupun SBNPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri).

Tingginya minat untuk belajar ilmu kelautan dan perikanan ini menggembirakan, karena relevan dengan kekayaan Indonesia yang dua pertiga wilayahnya adalah laut. Karena itu, adalah komitmen UNDIP untuk mencetak sarjana perikanan dan kelautan yang berkompeten. Adapun untuk jenjang S2, FPIK UNDIP berkomitmen mencetak lulusan yang mampu mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan mengintepretasikan data serta mengembangkan dan menerapkan dan memasyarakatkan konsep dan teknik perencanaan serta pemantauan dan evaluasi pengelolaan terpadu sumberdaya kelautan.  Sedangkan untuk jenjang S3, mencetak doktor yang mampu mengembangkan konsep ilmu, teknologi dan penelitian, dan mampu berkarya di bidang pengelolaan ilmu kelautan dan manajemen sumberdaya pantai dengan pendekatan interdisipliner.

Sebagai bentuk komitmen pengembangan sumber daya manusia dan keilmuan, para mahasiswa yang belajar di FPIK tidak semata diberi pembelajaran teori tentang perikanan dan kelautan, namun juga praktek, diantaranya wirausaha, sehingga bisa membuka usaha dan membuka lapangan kerja saat lulus. “Saat ini, lulusan kami telah masuk dalam semua lini. Baik itu Aparatur Sipil Negara (ASN), berkiprah di industri, pabrik, perusahaan swasta, dan berwirausaha dengan membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain,” tukas Tri Winarni Agustini. (Sumber: www.undip.ac.id).

Terobosan Profesor-Profesor Baru UNDIP

Terobosan Profesor-Profesor Baru UNDIP

FPIK, SEMARANG – Universitas Diponegoro kembali menggelar presentasi calon guru besar di Ruang Sidang Senat Akademik UNDIP yang dihadiri oleh Ketua, Wakil, dan Sekretaris Senat Akademik, dan juga Dewan Profesor. Rapat Pleno Dewan Profesor Senat Akademik ini diselenggarakan secara daring dan luring.

Presentasi pertama oleh Dr. sc. Agr. Iwan Rudiarto, S.T., M.Sc., dosen Fakultas Teknik (FT) UNDIP yang memaparkan hasil penelitiannya yang berjudul “Perencanaan dan Pengembangan Desa Inklusif: Pendekatan Multi Dimensi Perencanaan & Pengembangan Desa Berkelanjutan”. Kondisi dan perkembangan sosial ekonomi masyarakat desa berkaitan erat dengan adanya sumber daya, akan tetapi tingginya pergerakan warga desa menuju kota menyebabkan perubahan struktur sosial dan ekonomi masyarakat desa. Faktor lain seperti faktor finansial, sosial, dan fisik yang disebut livelihood asset sangat mempengaruhi ketersediaan sumber daya lahan pedesaan. Diperlukan adanya permodelan sumber daya dan sosioekonomi pedesaan serta permodelan strategi pengembangan di masa depan. Dengan identifikasi karakteristik sosioekonomi secara spasial, dapat dilihat perbedaan signifikan daerah yang maju dan kurang maju, komparasi wilayah pedesaan, dan perbedaan tipologi. Environmental issue seperti degradasi lahan juga mempengaruhi ketahanan dan kondisi ekonomi masyarakat desa. Melalui penelitiannya, dosen yang juga anggota Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Nasional ini fokus pada pengembangan wilayah pinggiran dan pedesaan di Kota Semarang, dengan mengidentifikasi ketahanan desa (rural resilience), kerentanan dan mitigasi bencana di wilayah pesisir, dan penataan ruang desa dari aspek pemanfaatan sumber daya lahan.

Presentasi kedua disampaikan oleh Dr. Ir. Fronthea Swastawati, M.Sc. yang merupakan dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UNDIP. Berlandaskan fakta bahwa tingkat konsumsi ikan di Indonesia terus meningkat, beliau mengangkat tema “Inovasi Teknologi Asap Cair Untuk Pengolahan Hasil Perikanan Menuju Revolusi Industri 4.0 di Indonesia”. Salah satu produk utama hasil pengolahan ikan di Jawa Tengah yaitu ikan asap, dan kini dapat diolah dengan teknologi asap cair. Asap cair (liquid smoke) mempunyai banyak kelebihan dibanding metode pengasapan ikan secara konvensional, antara lain ikan dapat matang secara merata dengan lebih cepat, tidak gosong, terhindar dari efek karsinogen, ramah lingkungan, dan sebagai pemberi rasa sekaligus aroma asap (smoke flavours). Penggunaan teknologi asap cair tidak hanya untuk ikan asap, tapi juga dapat digunakan pada pengolahan ikan segar, bakso, nugget, dan bahan pangan lainnya. Pengembangan inovasi mesin asap cair ini didukung oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah.

Hasil penelitian dari dosen FT dan FPIK UNDIP ini bertujuan untuk memecahkan masalah yang ada dalam masyarakat terutama di Semarang dan Provinsi Jawa Tengah. Dengan penelitian ini diharapkan UNDIP dapat fokus meneliti wilayah Provinsi Jawa Tengah dan pesisir utara Pulau Jawa dengan tema urbanisasi dan transformasi desa-kota. Dalam sektor perikanan, dengan teknologi asap cair UNDIP berkontribusi untuk eksplorasi potensi sumber daya hasil laut, meningkatkan efektivitas dan produksi olahan produk perikanan, serta memperluas akses pasar dengan manajemen lebih modern. (Sumber: www.undip.ac.id).

Let's chat on WhatsApp

Halo
Ada yang bisa kami bantu?

 

Jam layanan kami berlaku di :
Senin 09.00 - 16.00 WIB
Selasa 09.00 - 16.00 WIB
Rabu 09.00 - 16.00 WIB
Kamis 09.00 - 16.00 WIB
Jumat 09.00 - 16.00 WIB
Sabtu & Minggu Tutup
Terima kasih atas perhatiannya.

 

21:50