Telah Dibuka! Commercial Diving Training

Telah Dibuka! Commercial Diving Training

​FPIK, SEMARANG – [PELATIHAN DAN SERTIFIKASI SELAM KOMERSIAL] Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (FPIK UNDIP) dengan bangga mempersembahkan “Commercial Diving Training”. Program selam kerja atau penyelaman komersil ini dirancang secara partisipatif bekerjasama dengan stakeholder terkait baik swasta atau industri dan pemerintah serta assosiasi. Pelatihan ini meliputi kegiatan pendalaman teori, praktik, simulasi, serta assessment untuk memenuhi standar minimal silabus selam kerja/komersial sesuai dengan regulasi selam Republik Indonesia.

Pelatihan ini bertujuan untuk mencetak para peselam komersil demi memenuhi kebutuhan akan penyelam untuk pekerjaan dibidang indurstri, baik on-shore maupun off-shore. Selain itu, pelatihan ini juga bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia Penyelam Kerja yang mempunyai kompetensi dan wewenang melakukan pekerjaan bawah air dan memberikan mereka kesempatan berkarir dibidang industri bahari.

 

Pelaksanaan Pelatihan:

7 – 14 Desember 2021 | berlokasi di Kampus FPIK UNDIP dan Kolam Kodam Diponegoro

 

Biaya:

Rp 6.000.000,- (Sudah termasuk pelatihan dan sertifikasi, makan, dan transportasi dari Kampus ke Kodam Diponegoro)

 

Materi Pelatihan:

  • Penggunaan KMB dan peralatan pendukung selam Komersil.
  • Underwater Welding and Cutting.
  • Pengenalan Underwater NDT untuk Offshore platform.
  • Teknik rigging, flange to flange installation dan sea bed survey.
  • Diver Evacuation and Rescue.
  • Basic Sea Survival, Basic First Aid, Basic Safety dan Work Permit System.

 

Persyaratan Peserta Pelatihan:

  • Warga Negara Indonesia.
  • Sehat Jasmani dan Rohani (Berstatus Fit to Dive, dibuktikan dengan Medical Check Up dan Test Antigen).
  • Saat mendaftar berusia tidak kurang dari 19 tahun.

 

Sertifikat yang Diperoleh:

  • Sertifikat Commercial Diving.
  • Sertifikat Pekerja Selam Kelas-1.
  • Sertifikat Basic Sea Survival.
  • Sertifikat Basic First Aid.
  • Sertifikat Basic Safety.
  • Sertifikat Work Permit System.

 

Pendaftaran:

Klik di sini

 

Informasi:

085803053433 (Bachrun)

Dua Alumni Hebat FPIK UNDIP Ajarkan Cara Hadapi Tantangan Dunia Kerja

Dua Alumni Hebat FPIK UNDIP Ajarkan Cara Hadapi Tantangan Dunia Kerja

FPIK, SEMARANG – Departemen Teknologi Hasil Perikanan (THP) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (FPIK UNDIP) mengundang dua alumni hebat untuk datang di kampus Diponegoro secara online dalam rangka kegiatan mengajar dan berbagi pengalaman kepada para yunior. Pada sesi Alumni Mengajar yang bertemakan “Penguatan Jejaring Alumni untuk Menghadapi Tantangan Dunia Kerja”, para alumni professional yang dimaksud adalah Arlies Meta Nugraha, S.Pi, M.M. yang saat ini menjadi Head of Account Management di Kalbe E-Health; dan Ardhiansyah Rohman Palani, S.Pi yang menjabat sebagai Sales Manager PT Sinta Prima Feedmil.

Materi yang dibawakan oleh Arlies Meta Nugraha bertajuk Tantangan dan Peluang Alumni Menuju Dunia Kerja”. Dia menyatakan bahwa walaupun berkarir dibidang yang tidak sama dengan perkuliahannya, dia beranggapan hal ini ialah sebagai tantangan ke depan yang harus dihadapi oleh mahasiswa. Arlies yang merupakan angkatan tahun kedua dari Program Studi (Prodi) THP FPIK UNDIP menyampaikan bahwa dengan memasuki era revolusi industry 4.0, kesempatan untuk menciptakan pasar kerja semakin terbuka lebar dan tidak menuntut hanya pada satu disiplin ilmu saja. Beliau sudah membuktikan bahwa lulusan bidang perikanan bisa menempati posisi yang cukup bergengsi dibidang perusahaan farmasi. “Oleh karena itu, kesempatan akan selalu terbuka lebar dengan syarat mahasiswa mampu memanfaatkan peluang tersebut,” tegas Arlies.

Menurut Arlies, sejak tahun 2019 data jumlah lulusan perguruan tinggi sebanyak 1,3 juta orang, 18,7 persen atau 244 ribu adalah lulusan program studi ilmu pendidikan. Dari jumlah lulusan sebanyak itu, catatan periode Agustus 2019 sampai Agustus 2020 ada 1,2 juta lulusan di mana 60 persennya belum bekerja atau tidak punya usaha, sementara 32,9 persen sedang berusaha mencari pekerjaan. Data tersebut jika dikomparasikan dengan tren ketersediaan lapangan kerja menurut Badan Pusat Statisik (BPS), pada Februari 2019 masih didominasi oleh tiga bidang, yaitu Sektor Pertanian Kehutanan dan Perikanan (29,46 persen); Sektor Perdagangan (18,92 persen); dan Sektor Industri Pengolahan (14,09 persen). “Menjadi mahasiswa sekarang ini dituntut untuk terus mengembangkan diri lebih kreatif dan inovatif serta membangun jejaring sebanyak mungkin khususnya dengan alumni. Sehingga ketika lulus sudah memiliki sumber daya manusia yang adaptif dan siap bersaing di era otonomi dan disruptif ini,” jelasnya.

Sementara, Ardhiansyah Rohman Palani salah satu alumni yang diundang dalam kegiatan ini menguatkan pernyataan yang disampaikan Arlies. Mengusung materi berjudul “Penguat Jejaring Alumni Menuju SDM Unggul”, Ardhiansyah Rohman Palani mengingatkan Sumber Daya Manusia (SDM), menjadi salah satu sumber utama dalam menjalankan setiap kegiatan di dalam organisasi kecil atau organisasi besar. Organisasi akan menuntut SDM-nya untuk selalu produktif, inovatif, dan kreatif sehingga organisasi ini dapat terus bertahan dan berkembang. “Ada lima ciri-ciri SDM berkualitas diantaranya memiliki sifat ulet, tekun, inovatif, jujur dan berdedikasi,” ungkap Ardhiansyah.

Dengan SDM yang unggul, kata Ardhiansyah, akan membantu peran Indonesia dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Di sisi lain, berkembangnya teknologi juga semakin menuntut kita untuk terus inovatif dan kreatif. “Oleh karena itu, lulusan UNDIP harus mempunyai sifat ulet, tekun, inovatif, jujur dan berdedikasi tinggi guna menjadi sumber daya yang unggul di era yang banyak diidentifikasi sebagai VUCA atau kependekan dari VolatilityUncertaintyComplexity, dan Ambiguity.

Dekan FPIK UNDIP, Prof. Ir. Tri Winarni Agustini, M.Sc, P.hD, saat dihubungi pada Kamis (18/11/2021) menyambut positif kegiatan Alumni Mengajar. Menurut Prof Tri Winarni, kegiatan yang melibatkan alumni ini merupakan seri kedua setelah tahun sebelumnya diadakan kegiatan yang melibatkan alumni Departemen Teknologi Hasil Perikanan. “Melihat antusias peserta, saya rasa kegiatan ini bisa meningkatkan rasa optimis para mahasiswa menghadapi tantang dunia kerja. Sehingga saya berharap kegiatan ini dapat menjadi wadah bagi alumni untuk memotivasi para adik – adik dalam peningkatan kesejahteraan terutama dalam pembukaan lapangan pekerjaan,” harapnya.

Acara Alumni mengajar yang digelar diakhir pekan kedua November 2021 ini diikuti 195 peserta yang terdiri dari dosen dan mahasiswa S1 dari Program Studi Teknologi Hasil Perikanan dan prodi-prodi di FPIK UNDIP dan digelar secara online. (Sumber: undip.ac.id | Tim Humas)

Universitas Diponegoro Raih Peringkat ke-8 dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional ke-34

Universitas Diponegoro Raih Peringkat ke-8 dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional ke-34

​FPIK, SEMARANG – Serangkaian kegiatan Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-34 tahun 2021 yang diselenggarakan sejak tanggal 25 Oktober hingga 29 Oktober 2021 oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah sampai pada puncaknya. Closing ceremony PIMNAS ke-34 digelar secara luring terbatas di Universitas Sumatera Utara (USU) dan juga secara daring melalui kanal Youtube USU, Jum’at (29/10) malam. Sebanyak 37 kontingen PKM dari Universitas Diponegoro (UNDIP) berhasil menempatkan UNDIP dalam peringkat 10 besar, tepatnya menduduki peringkat ke-8 secara nasional, naik tiga peringkat dari tahun sebelumnya.

Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Budi Setiyono, S.Sos., M.Pol.Admin., Ph.D., mengungkapkan rasa bangga dan terima kasih terhadap perjuangan yang telah diberikan untuk kegiatan PIMNAS ke-34 ini. “Saya selaku Wakil Rektor 1 bidang Akademik dan Kemahasiswaan, mengucapkan terima kasih atas segenap perjuangan yang sudah kalian dilakukan. Tetap semangat para Diponegoro Muda”, ungkap Prof Budi. Selain itu, Prof Budi mengungkapkan bahwa pihak Universitas akan mengapresiasi semua kontingen yang lolos ke ajang final PIMNAS ke-34. “Jadi kalian tetap kita apresiasi perjuangannya, sebagai peserta yang lolos PIMNAS, Universitas memberikan reward akademik dan non akademik”, jelasnya.

“Selamat kepada mereka yang mendapatkan medali, perjuangan kalian luar biasa, mudah-mudahan itu menjadi torehan sejarah yang berguna bagi kalian. Dan saya ucapkan selamat bagi kalian yang belum mendapatkan medali, masih ada kesempatan PIMNAS di tahun depan”, tambah Prof Budi.

Foto: Universitas Diponegoro berada di peringkat ke-8 dalam ajang PIMNAS ke-34. (Sumber: YouTube Pusat Prestasi Nasional)

Dalam ajang ilmiah tahunan berskala nasional itu, kontingen PKM Undip berhasil menyabet 10 medali. Dengan rincian perolehan medali untuk kategori presentasi sebanyak 6 medali terdiri dari 1 emas, 1 perak, dan 4 perunggu. Sedangkan 4 medali untuk kategori poster yang terbagi atas 3 emas dan 1 perunggu.

Berikut daftar peraih medali yang berhasil diraih oleh kontingen PKM Undip dalam PIMNAS ke-34:

1.Emas Presentasi (PKMRE-6)
 

Judul: Pemanfaatan Sereh Dapur (Cymbopogon citratus) dalam Enkapsulasi Bersalut Alginat Kitosan sebagai Sumber Kebutuhan Antioksidan.

Ketua Tim: Sadam Arrois.

2.Emas Poster (PKMRE-6)
 

Judul: Pemanfaatan Sereh Dapur (Cymbopogon citratus) dalam Enkapsulasi Bersalut Alginat Kitosan sebagai Sumber Kebutuhan Antioksidan.

Ketua Tim: Sadam Arrois.

3.Emas Poster (PKMRE-10)
 

Judul: Pelapis Superhidrofobik-Superoleofilik Berbahan Silika dengan Hexamethyldisilazane dan Methyltrimetoxysilane sebagai Pemisah Tumpahan Minyak di Laut.

Ketua Tim: Jesica Rahmaningrum.

4.Emas Poster (PKMRE-4)
 

Judul: Bio-Scrubber Berbahan Bacterial Cellulose Terimpregnasi Antibakteri Flavonoid dari Daun Kelor sebagai Solusi Substitusi Mikroplastik.

Ketua Tim: Afriza Ni’Matus Sa’Adah.

5.Perak Presentasi (PKMK-6)
 

Judul: Inovasi Gel Aromaterapi Antikantuk dari Limbah Minyak Jelantah dan Ekstrak Serai Wangi dengan Metode Adsorbsi untuk Mendukung Belajar Online.

Ketua Tim: Sulhan Efendi.

6.Perunggu Presentasi (PKMK-1)
 

Judul: Inovasi Produk Ekstrak Daun Ketapang untuk Penstabil pH Air Pencegahan Penyakit Busung Ikan Hias sebagai Penopang Perekonomian Era Pandemi.

Ketua Tim: Meitri Bella Puspa.

7.Perunggu Presentasi (PKMK-6)
 

Judul: Inovasi Smart Pop-Up Batik Book Dilengkapi Fitur Augmented Reality, Website Terintegrasi, serta Batik Kit sebagai Media Interaktif Pembelajaran Batik.

Ketua Tim: Gusti Fattahillah Putra Merdeka.

8.Perunggu Presentasi (PKMKC-4)
 

Judul: Sistem Automasi Pompa di Polder dan Peringatan Dini untuk Mengantisipasi Banjir Berbasis Internet of Things dan Machine Learning.

Ketua Tim: Rifaldi Kallolangi.

9.Perunggu Presentasi (PKMRE-4)
 

Judul: Bio-Scrubber Berbahan Bacterial Cellulose Terimpregnasi Antibakteri Flavonoid dari Daun Kelor sebagai Solusi Substitusi Mikroplastik.

Ketua Tim: Afriza Ni’Matus Sa’Adah.

10.Perunggu Poster (PKMRE-1)
 

Judul: Andrographolide-Loaded Nanoniosome tanpa Kolesterol Sambiloto (Andrographis Paniculata) sebagai Penghambat Main Protease (Mpro) SARS-CoV-2.

Ketua Tim: Muchammad Faris.

Pada ajang final PIMNAS ke-34, Universitas Gadjah Mada (UGM) keluar sebagai Juara Umum. Diikuti Institut Pertanian Bogor (IPB) di posisi kedua, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berada di posisi ketiga. PIMNAS ke-34 merupakan kompetisi ilmiah bergengsi mahasiswa tingkat nasional yang digelar setiap tahunnya oleh Kemendikbudristek. Pada penyelenggaraan tahun ini, PIMNAS ke-34 diikuti sebanyak 3.126 mahasiswa yang tergabung dalam 735 tim dari 108 perguruan tinggi se-Indonesia. (Sumber: undip.ac.id | Tim humas UNDIP).

Pelatihan Microsoft Excel Tingkat Dasar bagi Tenaga Kependidikan FPIK UNDIP

Pelatihan Microsoft Excel Tingkat Dasar bagi Tenaga Kependidikan FPIK UNDIP

FPIK, SEMARANG -​​ Pada tanggal 18 Oktober – 1 November 2021 telah dilaksanakan pelatihan bagi Tenaga Kependidikan Microsoft Excel Tingkat Dasar sebanyak 8 kali pertemuan dengan masing-masing 2 jam durasi pelatihan. Pelatihan tersebut dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok 1 (pelaksanaan pada pukul 09.00 – 11.00 WIB) dan kelompok 2 (pelaksanaan pukul 11.00 – 13.00 WIB) bertempat di Ruang Laboratorium Komputer Gedung J, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK UNDIP).

Foto: Tenaga Kependidikan FPIK UNDIP dan Instruktur dari Wahana Computer Training.

Penyelenggaraan pelatihan ini bekerjasama dengan LPK Wahana (Wahana Computer Training) dan diadakan dengan konsep In house Training. Wahana Computer Training merupakan lembaga kursus komputer Semarang yang berdiri sejak tahun 1992 telah dipercaya oleh berbagai instansi pemerintah dan swasta untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang penguasaan teknologi komputer. Pelatihan dipandu oleh Aliim Waspodo, ST (Instruktur) dan Indra Adhi Tofani, S.Pd (Koordinator Pendidikan) yang berpengalaman dan profesional dibidangnya.

Kegiatan pelatihan ditutup dengan evaluasi berupa pemberian soal ujian pada hari terakhir untuk melihat sejauh mana para peserta mendalami materi yang diberikan. Semoga dengan pelatihan ini, tenaga kependidikan mendapatkan tambahan skill untuk memudahkan tugas sehari-hari. (Adm)

Senantiasa Jaga Persatuan, Menko Polhukam RI Sebut Universitas Diponegoro ini memang Benteng Pancasila

Senantiasa Jaga Persatuan, Menko Polhukam RI Sebut Universitas Diponegoro ini memang Benteng Pancasila

FPIK, SEMARANG -​ Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Prof. Dr. Mahfud MD, S.H., S.U., M.I.P, mengaku tahu persis bahwa Universitas Diponegoro (Undip) memang benteng Pancasila, karena sejak tahun 2000 dia sudah terlibat aktif di Kampus Undip sebagai pengajar di Program Doktor Ilmu Hukum.

“Apa yang dikatakan Rektor Prof Yos Johan bahwa Undip benteng Pancasila yang tidak memberi ruang pada mereka yang intoleran, memang benar,” kata Prof Mahmud MD pada acara Silaturahmi dengan Senat Akademik dan Dewan Profesor Undip serta Forkompimda Jawa Tengah, di Gedung Prof. Soedarto, Kamis (21/10/2021).

Karena itu, dalam rangkaian kegiatannya di Undip dia tak mau memberi ceramah atau kuliah tentang Pancasila, namun memilih silaturahmi.

Pada pengantar silaturahim, Menko Polhukam menyebutkan ideologi Pancasila sudah final karena sudah mengalami berbagai proses dan tantangan dalam berbagai momentum. Jalan konstitusional saat dibahas di BPUPKI, Pacasila disepakati sebagai dasar negara. Upaya memberi kesempatan perubahan konstitusi melalui Pemilu dan membuka ruang bagi partai politik saat BJ Habibie menjadi Presiden, juga berakhir dengan dukungan tetap pada Pancasila. Jalan perang seperti G30S PKI dan NII, juga tidak berhasil menggoyahkan Pancasila.

Namun ada fenomena aneh, Presiden di Indonesia jatuh juga karena dianggap tidak bisa melaksanakan, melangggar Pancasila. Semua periode pemerintahan juga dituding tidak melaksanakan Pancasila. “Apa masalahnya? Implementasi,” katanya, pada acara yang dimoderatori langsung oleh Rektor Undip, Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M,Hum.

Karena itu dia mengajak kalangan perguruan tinggi yang menjadi lembaga pencetak para intelektual, untuk bersama mengkaji dan mencari jawaban bagaimana mengimplementasikan Pancasila dengan cara yang relevan dengan kondisinya.

Beberapa konsep yang perlu dikuatkan di antaranya restorative justice dalam penyelesaian perkara pidana. Kemudian dengan memakai kearifan lokal.

Yang pasti, Mahfud menegaskan bahwa pemerintah harus terbuka dengan kritik. Dan tidak boleh menghadapi kritik dengan tindakan represif. Namun harus dipahami, bahwa kritik kepada pemerintah bisa juga dijawab dengan kritik kalau apa yang dilontarkan tanpa didukung data. Jadi, kata dia, tidak bisa kritik yang asal-asalan dibiarkan karena bisa menyesatkan.

Mengenai permasalahan yang penting diperhatikan sekarang ini, di antaranya adalah tentang mafia tanah, beberapa pasal di Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronika (ITE), serta masalah yang terkait dengan BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia) yang sampai sekarang terus bermunculan.

Foto: Mahfud MD, Menko Polhukam (kiri) dan Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M,Hum (Rektor Universitas Diponegoro)

Mahfud menganggap masalah-masalah tersebut adalah limbah dari masa lalu yang harus diselesaikan tanpa harus saling menyalahkan.

Pemerintahan sekarang pun terus berupaya menyelesaikan, namun tidak bisa serta merta selesai. Kasus mafia tanah, diakui banyak tanah pemerintah yang dikuasai oleh perorangan dan korporasi, namun penyerahannya secara perdata sah, sehingga tidak boleh gegabah menanganinya. Masalah BLBI juga tidak mudah dituntaskan karena undang-undang tentang penyitaan aset belum ada. “Berdemokrasi itu harus sabar,” dia mengingatkan.

Namun dia optimis bahwa menuju Indonesia Emas 2045 Indonesia akan menjadi negara besar bersama dengan China, Amerika Serikat, India dan Jepang. Prediksi itu diperkuat dengan berbagai kajian, bukan saja oleh lembaga nasional, tapi juga lembaga internasional seperti McKinsey dan PricewaterhouseCoopers. Adil dan makmur pada akhirnya akan bisa dicapai pada Indonesia Emas 2045 selama tahapan prosesnya yaitu Merdeka, Bersatu, dan Berdaulat bisa dilakukan dengan baik.

Sebelumnya, Rektor Undip Prof. Dr. Yos Johan Utama, S.H., M,Hum., mengungkapkan salah satu indikator implementasi Pancasila adalah sejahtera. Karena itu, di lingkungan Undip kesejahteraan mendapat perhatian penting. Termasuk untuk mahasiswanya. “Pancasila itu, berikan hak kepada yang berhak. Jangan dikurangi. Jangan berbisnis dengan menekan orang lain,” ujarnya.

Cara itulah yang dilakukan Undip di bawah kepemimpinannya mengimplementasikan Pancasila. Dan yang pasti, dia menegaskan, Undip bukan saja sebagai benteng Pancasila, tapi juga banteng Pancasila. Karena itu, tidak ada ruang bagi yang menolak Pancasila dan NKRI di kampus ini. (Sumber: undip.ac.id | Tim Humas UNDIP)