Universitas Diponegoro mengucapkan selamat dan sukses atas prestasi Dosen kami Penerima *The e-ASIA Joint Research Program*

Civitas Akademika Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelauta (FPIK), Universitas Diponegoro mengucapkan selamat dan sukses atas prestasi Dosen kami
1. Dr. Sc. Anindya Wirasatriya, S.T., M.Si., M.Sc (Dept. Oseanografi)
2. Dr. Dwi Haryanti, S.kel., M.Sc (Dept. Ilmu Kelautan)
3. Dr. Ir. Dwi Haryo Ismunarti, M.Si. (Dept. Oseanografi)
sebagai Penerima *The e-ASIA Joint Research Program* yang berkolaborasi dengan Tohoku University, Jepang dan University of the Philippines Diliman, Filipina dengan judul *Marine Heat Waves in the Western Pacific: Detection, Mechanisms and Their Impacts on the Coral Reef Ecosystem*.

Program hibah internasional ini bersifat sangat kompetitif di mana Dr. Anindya dan team merupakan salah satu dari 9 tim peneliti yang mendapatkan hibah ini se-Indonesia.

Capaian ini menunjukkan bahwa FPIK Undip memiliki SDM Pengajar terbaik di Indonesia.

Masih ragu untuk kuliah di FPIK UNDIP?

FPIK UNDIP
Berkarya Untuk Indonesia, Membangun Perikanan dan Kelautan yang Berkelanjutan!

Empat Dosen Ilmu Kelautan yang masuk ke dalam World Top 100 Agriculture and Forestry Scientist 2022!

Empat Dosen Ilmu Kelautan yang masuk ke dalam World Top 100 Agriculture and Forestry Scientist 2022!

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Diponegoro mengucapkan Selamat dan Sukses kepada empat Dosen Ilmu Kelautan yang masuk ke dalam World Top 100 Agriculture and Forestry Scientist 2022!
Prof. Ocky Karna Radjasa, M.Sc., Ph.D di urutan ke-28
Prof. Dr. Agus Sabdono, M.Sc di urutan ke-35
Prof. Dr. Ambariyanto , M.Sc di urutan ke-39
Dr. Ir. Ita Widowati, DEA di urutan ke-79

Segenap civitas akademika UNDIP mengucapkan selamat dan sukses.

FPIK UNDIP
Berkarya Untuk Indonesia, Membangan Perikanan dan Kelautan yang Berkelanjutan!

Pengaruh Perubahan Iklim Pada Potensi Ekspor Komoditi Perikanan | Webinar Dept. Perikanan Tangkap

Pengaruh Perubahan Iklim Pada Potensi Ekspor Komoditi Perikanan | Webinar Dept. Perikanan Tangkap

FPIK, SEMARANG -​​ Semarang (1/10), Departemen Perikanan Tangkap Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (FPIK UNDIP) menyelenggarakan Kegiatan Webinar yang diselenggarakan untuk membahas pengaruh perubahan iklim pada potensi ekspor komoditi perikanan. Tantangan tersebut perlu diantisipasi oleh pemangku kepentingan perikanan di Indonesia. Departemen Perikanan Tangkap FPIK UNDIP bermaksud mengangkat permasalahan perdagangan internasional produk perikanan ini sebagai salah satu bentuk sumbangsih ilmiah dalam pembangunan perikanan di Indonesia. Pada kesempatan kali ini, Departemen Perikanan Tangkap menghadirkan Ibu Rita Lindayati, P.hD  (Senior Environmental Specialist, Team Leader Consultant of Lestari Sustainable Development, Canada) sebagai pembicara.

Kegiatan ini dilakukan sebagai media informasi yang menarik untuk menambah ilmu pengetahun dan wawasan peserta dalam webinar dengan tujuan: (1) Mengetahui tantangan perdagangan produk perikanan internasional, (2) Mengetahui langkah antisipasi dalam memasarkan produk perikanan di Indonesia. (Adm)

Guna Cegah Kepunahan Spesies Ikan, Mahasiswa FPIK UNDIP Gencarkan Riset di Rawa Pening

Guna Cegah Kepunahan Spesies Ikan, Mahasiswa FPIK UNDIP Gencarkan Riset di Rawa Pening

FPIK, SEMARANG – (Sumber berita: suaramerdeka.com) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (FPIK UNDIP) menggencarkan riset mencegah risiko kepunahan spesies ikan di Danau Air Tawar Rawa Pening. Terdeteksi jenis ikan Nilem atau Lumajang (Cycloceilichthys enoplos), Wader Ijo (Osteochilus vittatus) hingga Wader Bintik Dua (Barbodes binotatus) yang termasuk spesies langka masih bertahan hidup. “Ikan semacam itu dinamakan endemik atau ikan asli yang keberadaannya hanya di satu tempat dan tidak mungkin dijumpai di lokasi lain,” tutur Guru Besar FPIK UNDIP, Prof Dr Agus Hartoko yang merupakan pembimbing mahasiswa.

Riset ini melibatkan aktivitas penelusuran biota oleh Nisrina Septi Haryani mahasiswi Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK UNDIP dibimbing dosen Agus Hartoko dan Dr Diah Ayuningrum. Penemuan spesies itu setelah diterapkan model penelitian morfologi, morfometri dan keanekaragaman genetik dengan DNA barcoding. “Tujuan penelitian memang untuk mengetahui jenis spesies endemik di Rawa Pening terutama ikan wader. Metode yang dipakai mendasari analisa morfologi, teknik morfometri atau meristik dan analisa molekuler dengan metoda DNA Barcoding. Selain itu juga melalui hubungan filogenetik serta tingkat keragaman genetiknya,’’ tambah Agus.

Foto: Dokumentasi Mahasiswa FPIK UNDIP

Penelitian dilaksanakan bulan Maret-Oktober 2021. Dari hasil analisa 33 individu ikan yang diteliti akhirnya diperoleh tiga spesies ikan endemik. Pentingnya riset semacam ini adalah membawa manfaat pelestarian keragaman genetik serta upaya penangkaran ikan endemik seperti jenis wader agar tidak punah di Rawa Pening. Tanpa langkah konkrit ikan semacam ini suatu ketika bisa hilang selamanya. Temuan ini sekaligus melengkapi keberadaan lima spesies yang terlebih dulu dikenali berada di tempat ini. Ikan asli yang pernah tercatat di Rawa Pening pada penelitian tahun 2006 yaitu ikan Wader Pari (R. lateristriata), Wader Putih (R. jacobsoni), Wader Andong (B. canchonius), Wader Cakul (P. binotatus) dan Wader Ijo (O. vittatus).

Sumber: Suara Merdeka

Dosen FPIK UNDIP Ajak Masyakarat Demak Kelola Limbah Plastik

Dosen FPIK UNDIP Ajak Masyakarat Demak Kelola Limbah Plastik

FPIK, SEMARANG -​​ Pada hari Sabtu  (2/10),  sebanyak  10  mahasiswa  Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (FPIK  UNDIP) angkatan 2018 – 2020, diantaranya  Fathiyah, Aen, Zalza, Taqiya, Talitha, Rofiatul, Inda, Hafidz, Dika, dan Gindo  telah  melaksanakan  kunjungan ke salah satu desa di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Kunjungan ini bertujuan untuk melakukan survei lingkungan serta kondisi pengelolaan sampah di Desa Kedung Malang, Desa Kedung Mutih dan Desa Morodemak yang didampingi oleh dosen FPIK yakni Agus Trianto, S.T., M.Sc., Ph.D., Faik Kurohman, S.Pi., M.Si,. Sigit Febrianto, S.Kel, M.Si,. Oktavianto Eko Jati, S.Pi, M.Si dan Kukuh Prakoso, S.Pi., M.Si. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari program kerja sama FPIK UNDIP yang diinisiasi oleh Agus Trianto, S.T, M.Sc, Ph.D Bersama Yayasan Rumah Ilham, GotBag dan beberapa mahasiswa dari RheinMain University of Applied Science, Jerman.

Bu Lurah menyatakan bahwa masyarakat Desa Kedung Malang masih belum acuh terhadap sampah, setiap 3 hari sekali ada penarikan sampah dengan biaya Rp.6.000,- tetapi penarikan itu juga masih sulit dilakukan karena warga sulit membayar. Warga berkeinginan sudah  ada  pemilahan  sampah  kering  dan  basah dari wilayah hulu, sehingga pengelolaan sampah akan lebih mudah, dan ingin dibuatkan program untuk hal ini. Selain itu, dari kelompok sampah Mutiara Laut Srikandi yang ada di Kedung Malang ingin memiliki badan hukum untuk mempermudah kegiatan pengelolaan sampah di  daerah tersebut. Desa Kedung Malang memiliki beberapa kendala lain, seperti kurangnya sumber daya manusia untuk mengangkut dan mengelola sampah, dan tidak tersedianya TPA. Lokasi sementara TPA selama ini berada di lahan untuk pembangunan GOR, akan tetapi pembangunan GOR saat ini sedang berlangsung, sehingga warga memerlukan lahan baru sebagai TPA.

Foto: Diskusi dengan Bu Lurah dan Yayasan Rumah Ilham. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Berbeda  dengan  Desa  Kedung  Malang,  Bu  Lukis  sebagai  salah  satu  warga  Desa Kedung Mutih menginisiasi adanya program pengelolaan sampah. Kegiatan yang telah dilaksanakan yakni sosialisasi yang direspon baik oleh masyarakat, namun masih sedikit perubahan dari masyarakat. Sebelumnya, masyarakat telah rajin mengumpulkan sampah dan ditukar dengan uang yang direkap dalam tabungan bahkan masyarakat dapat mengumpulkan hingga 34 ton sampah apabila tidak terhalang  pandemi. Adanya program  dari desa untuk penukaran sampah dengan uang, masyarakat berlomba-lomba untuk mengumpulkan sampah. Para nelayan selain  mencari ikan juga mencari sampah di laut. Hal ini membuat pinggiran sungai menjadi bersih dan ikan-ikan muncul ke perairan. Kendala dari program ini hanya kekurangan armada untuk pengumpulan sampah, karena tidak  adanya  armada yang mengambil sampah dari setiap rumah, ibu-ibu yang telah mengumpulkan sampah malah membuang sampah sembarangan karena sudah menumpuk.

Dari Rumah Ilham memberikan solusi untuk sampah plastik berbahan polymere atau cepat rapuh, sampah plastik tersebut dijual ke pabrik  semen  untuk menjadi bahan baku tambahan.

Kedung Mutih memiliki organisasi penggerak yang biasa disebut organisasi mutiara laut srikandi, terdiri dari ibu-ibu di wilayah kedungmutih. Kendala mereka yaitu kurangnya dukungan dari desa, tidak adanya TPA, Armada dan mobil pemungutan sampah sehingga pengelolaan sampah menjadi terhambat. (Adm)

Foto: Sosialisasi dan Diskusi dengan kelompok Mutiara Laut Srikandi. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)