Akuakultur, Semarang – Ikan koi sebagai salah satu ikan hias air tawar dengan jumlah peminat yang tinggi, menjadi salah satu sumber penghasilan bagi pembudidaya ikan. Kebutuhan ikan koi yang unggul dapat terpenuhi dengan prosedur pembenihan dan pembesaran yang baik. Pemeliharaan pada fase pembenihan dan pembesaran merupakan fase kritis dalam kegiatan budidaya. Ikan koi akan semakin mahal sebanding dengan ukuran dan kualitasnya. Namun hal itu ditentukan juga oleh kualitas dan kuantitas benih yang dimiliki. Tingginya kematian saat pembenihan maupun pembesaran ikan koi menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh pembudidaya. Kualitas air yang buruk menjadi salah satu faktor penyebab tingginya kematian ikan.
Permasalahan kualitas air yang kurang optimal dapat mengakibatkan kerugian bagi pembudidaya karena dapat menimbulkan kematian massal dan menurunkan produksi. Bambang Sriyanto selaku pelaku usaha dan ketua POKDAKAN (Kelompok Budidaya Ikan) Mina Rukun Makmur, Gunungpati, Semarang, membenarkan bahwa hal tersebut menjadi masalah terbesar pada budidaya ikan pada kelompoknya.

Kolam Koi di Pokdakan Mina Rukun Makmur, Gunungpati, Semarang
Tim dosen dari Departemen Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, yang terdiri dari Dicky Harwanto, S.Pi., M.Sc., Ph.D., Prof. Dr. Ir. Sarjito, M.App.Sc., Dr. Ir. Diana Rachmawati, M.Si., Dr. Diana Chilmawati, S.Pi., M.Si., Ristiawan Agung Nugroho, S.Pi, M.Si., dan mahasiswa Departemen Akuakultur, telah melakukan Kegiatan Pengabdian kepada masyarakat di POKDAKAN Mina Rukun Makmur, Gunungpati, Semarang, pada 1 November 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai manajemen kualitas air, khususnya teknologi sistem budidaya filtrasi dan pengaplikasiannya pada pembesaran ikan koi, serta meningkatkan penguasaan teknologi pembesaran koi berdasarkan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB).

Penyampaian Materi dan Diskusi
Aplikasi filter mekanik berupa batuan zeolite, karang jahe, dan batu apung, serta filter biologis berupa kaldness dan bioball diharapkan dapat memperbaiki kualitas air dengan cara menyaring padatan terlarut dan merombak senyawa anorganik beracun pada air. Hal ini diharapkan dapat mencegah ikan terkena penyakit sehingga ikan koi dapat tumbuh dengan baik dan mortalitasnya berkurang. Dengan demikian, maka sistem ini mampu mewujudkan tujuan SDGs-12 yaitu Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.
Aplikasi filter mekanik berupa batuan zeolite, karang jahe, dan batu apung, serta filter biologis berupa kaldness dan bioball diharapkan dapat memperbaiki kualitas air dengan cara menyaring padatan terlarut dan merombak senyawa anorganik beracun pada air. Hal ini diharapkan dapat mencegah ikan terkena penyakit sehingga ikan koi dapat tumbuh dengan baik dan mortalitasnya berkurang. Dengan demikian, maka sistem ini mampu mewujudkan tujuan SDGs-12 yaitu Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.



