Selamat dan Sukses Bagi Dosen FPIK yang mendapatkan pendanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dari Hibah Non-APBN Universitas Diponegoro.

Selamat dan Sukses Bagi Dosen FPIK yang mendapatkan pendanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dari Hibah Non-APBN Universitas Diponegoro.

Selamat dan Sukses Bagi Dosen FPIK yang mendapatkan pendanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dari Hibah Non-APBN Universitas Diponegoro.

Terdapat 27 judul kegiatan yang diajukan oleh Dosen FPIK dan didanai oleh Universitas Diponegoro.
Distribusi kegiatan adalah sebagai berikut: 4 proposal dari Departemen Akuakultur, 6 proposal dari Departemen Ilmu Kelautan, 4 proposal dari Departemen Oseanografi, 7 proposal dari Departemen Sumber Daya Akuatik, dan 6 proposal dari Departemen Teknologi Hasil Perikanan.

Dana hibah ini menjadi bukti bahwa Dosen FPIK Undip mampu mempersiapkan dan menghasilkan penelitian berkualitas serta pengabdian yang berkelanjutan kepada masyarakat pesisir untuk membangun kemaritiman yang berkelanjutan di Indonesia.

FPIK Universitas Diponegoro
Berkarya Untuk Indonesia
Membangun Perikanan dan Kelautan yang Berkelanjutan

Universitas Diponegoro mengucapkan selamat dan sukses atas prestasi Dosen kami Penerima *The e-ASIA Joint Research Program*

Civitas Akademika Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelauta (FPIK), Universitas Diponegoro mengucapkan selamat dan sukses atas prestasi Dosen kami
1. Dr. Sc. Anindya Wirasatriya, S.T., M.Si., M.Sc (Dept. Oseanografi)
2. Dr. Dwi Haryanti, S.kel., M.Sc (Dept. Ilmu Kelautan)
3. Dr. Ir. Dwi Haryo Ismunarti, M.Si. (Dept. Oseanografi)
sebagai Penerima *The e-ASIA Joint Research Program* yang berkolaborasi dengan Tohoku University, Jepang dan University of the Philippines Diliman, Filipina dengan judul *Marine Heat Waves in the Western Pacific: Detection, Mechanisms and Their Impacts on the Coral Reef Ecosystem*.

Program hibah internasional ini bersifat sangat kompetitif di mana Dr. Anindya dan team merupakan salah satu dari 9 tim peneliti yang mendapatkan hibah ini se-Indonesia.

Capaian ini menunjukkan bahwa FPIK Undip memiliki SDM Pengajar terbaik di Indonesia.

Masih ragu untuk kuliah di FPIK UNDIP?

FPIK UNDIP
Berkarya Untuk Indonesia, Membangun Perikanan dan Kelautan yang Berkelanjutan!

Pengaruh Perubahan Iklim Pada Potensi Ekspor Komoditi Perikanan | Webinar Dept. Perikanan Tangkap

Pengaruh Perubahan Iklim Pada Potensi Ekspor Komoditi Perikanan | Webinar Dept. Perikanan Tangkap

FPIK, SEMARANG -​​ Semarang (1/10), Departemen Perikanan Tangkap Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (FPIK UNDIP) menyelenggarakan Kegiatan Webinar yang diselenggarakan untuk membahas pengaruh perubahan iklim pada potensi ekspor komoditi perikanan. Tantangan tersebut perlu diantisipasi oleh pemangku kepentingan perikanan di Indonesia. Departemen Perikanan Tangkap FPIK UNDIP bermaksud mengangkat permasalahan perdagangan internasional produk perikanan ini sebagai salah satu bentuk sumbangsih ilmiah dalam pembangunan perikanan di Indonesia. Pada kesempatan kali ini, Departemen Perikanan Tangkap menghadirkan Ibu Rita Lindayati, P.hD  (Senior Environmental Specialist, Team Leader Consultant of Lestari Sustainable Development, Canada) sebagai pembicara.

Kegiatan ini dilakukan sebagai media informasi yang menarik untuk menambah ilmu pengetahun dan wawasan peserta dalam webinar dengan tujuan: (1) Mengetahui tantangan perdagangan produk perikanan internasional, (2) Mengetahui langkah antisipasi dalam memasarkan produk perikanan di Indonesia. (Adm)

Guna Cegah Kepunahan Spesies Ikan, Mahasiswa FPIK UNDIP Gencarkan Riset di Rawa Pening

Guna Cegah Kepunahan Spesies Ikan, Mahasiswa FPIK UNDIP Gencarkan Riset di Rawa Pening

FPIK, SEMARANG – (Sumber berita: suaramerdeka.com) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (FPIK UNDIP) menggencarkan riset mencegah risiko kepunahan spesies ikan di Danau Air Tawar Rawa Pening. Terdeteksi jenis ikan Nilem atau Lumajang (Cycloceilichthys enoplos), Wader Ijo (Osteochilus vittatus) hingga Wader Bintik Dua (Barbodes binotatus) yang termasuk spesies langka masih bertahan hidup. “Ikan semacam itu dinamakan endemik atau ikan asli yang keberadaannya hanya di satu tempat dan tidak mungkin dijumpai di lokasi lain,” tutur Guru Besar FPIK UNDIP, Prof Dr Agus Hartoko yang merupakan pembimbing mahasiswa.

Riset ini melibatkan aktivitas penelusuran biota oleh Nisrina Septi Haryani mahasiswi Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK UNDIP dibimbing dosen Agus Hartoko dan Dr Diah Ayuningrum. Penemuan spesies itu setelah diterapkan model penelitian morfologi, morfometri dan keanekaragaman genetik dengan DNA barcoding. “Tujuan penelitian memang untuk mengetahui jenis spesies endemik di Rawa Pening terutama ikan wader. Metode yang dipakai mendasari analisa morfologi, teknik morfometri atau meristik dan analisa molekuler dengan metoda DNA Barcoding. Selain itu juga melalui hubungan filogenetik serta tingkat keragaman genetiknya,’’ tambah Agus.

Foto: Dokumentasi Mahasiswa FPIK UNDIP

Penelitian dilaksanakan bulan Maret-Oktober 2021. Dari hasil analisa 33 individu ikan yang diteliti akhirnya diperoleh tiga spesies ikan endemik. Pentingnya riset semacam ini adalah membawa manfaat pelestarian keragaman genetik serta upaya penangkaran ikan endemik seperti jenis wader agar tidak punah di Rawa Pening. Tanpa langkah konkrit ikan semacam ini suatu ketika bisa hilang selamanya. Temuan ini sekaligus melengkapi keberadaan lima spesies yang terlebih dulu dikenali berada di tempat ini. Ikan asli yang pernah tercatat di Rawa Pening pada penelitian tahun 2006 yaitu ikan Wader Pari (R. lateristriata), Wader Putih (R. jacobsoni), Wader Andong (B. canchonius), Wader Cakul (P. binotatus) dan Wader Ijo (O. vittatus).

Sumber: Suara Merdeka

Dosen FPIK UNDIP Ajak Masyakarat Demak Kelola Limbah Plastik

Dosen FPIK UNDIP Ajak Masyakarat Demak Kelola Limbah Plastik

FPIK, SEMARANG -​​ Pada hari Sabtu  (2/10),  sebanyak  10  mahasiswa  Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (FPIK  UNDIP) angkatan 2018 – 2020, diantaranya  Fathiyah, Aen, Zalza, Taqiya, Talitha, Rofiatul, Inda, Hafidz, Dika, dan Gindo  telah  melaksanakan  kunjungan ke salah satu desa di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Kunjungan ini bertujuan untuk melakukan survei lingkungan serta kondisi pengelolaan sampah di Desa Kedung Malang, Desa Kedung Mutih dan Desa Morodemak yang didampingi oleh dosen FPIK yakni Agus Trianto, S.T., M.Sc., Ph.D., Faik Kurohman, S.Pi., M.Si,. Sigit Febrianto, S.Kel, M.Si,. Oktavianto Eko Jati, S.Pi, M.Si dan Kukuh Prakoso, S.Pi., M.Si. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari program kerja sama FPIK UNDIP yang diinisiasi oleh Agus Trianto, S.T, M.Sc, Ph.D Bersama Yayasan Rumah Ilham, GotBag dan beberapa mahasiswa dari RheinMain University of Applied Science, Jerman.

Bu Lurah menyatakan bahwa masyarakat Desa Kedung Malang masih belum acuh terhadap sampah, setiap 3 hari sekali ada penarikan sampah dengan biaya Rp.6.000,- tetapi penarikan itu juga masih sulit dilakukan karena warga sulit membayar. Warga berkeinginan sudah  ada  pemilahan  sampah  kering  dan  basah dari wilayah hulu, sehingga pengelolaan sampah akan lebih mudah, dan ingin dibuatkan program untuk hal ini. Selain itu, dari kelompok sampah Mutiara Laut Srikandi yang ada di Kedung Malang ingin memiliki badan hukum untuk mempermudah kegiatan pengelolaan sampah di  daerah tersebut. Desa Kedung Malang memiliki beberapa kendala lain, seperti kurangnya sumber daya manusia untuk mengangkut dan mengelola sampah, dan tidak tersedianya TPA. Lokasi sementara TPA selama ini berada di lahan untuk pembangunan GOR, akan tetapi pembangunan GOR saat ini sedang berlangsung, sehingga warga memerlukan lahan baru sebagai TPA.

Foto: Diskusi dengan Bu Lurah dan Yayasan Rumah Ilham. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Berbeda  dengan  Desa  Kedung  Malang,  Bu  Lukis  sebagai  salah  satu  warga  Desa Kedung Mutih menginisiasi adanya program pengelolaan sampah. Kegiatan yang telah dilaksanakan yakni sosialisasi yang direspon baik oleh masyarakat, namun masih sedikit perubahan dari masyarakat. Sebelumnya, masyarakat telah rajin mengumpulkan sampah dan ditukar dengan uang yang direkap dalam tabungan bahkan masyarakat dapat mengumpulkan hingga 34 ton sampah apabila tidak terhalang  pandemi. Adanya program  dari desa untuk penukaran sampah dengan uang, masyarakat berlomba-lomba untuk mengumpulkan sampah. Para nelayan selain  mencari ikan juga mencari sampah di laut. Hal ini membuat pinggiran sungai menjadi bersih dan ikan-ikan muncul ke perairan. Kendala dari program ini hanya kekurangan armada untuk pengumpulan sampah, karena tidak  adanya  armada yang mengambil sampah dari setiap rumah, ibu-ibu yang telah mengumpulkan sampah malah membuang sampah sembarangan karena sudah menumpuk.

Dari Rumah Ilham memberikan solusi untuk sampah plastik berbahan polymere atau cepat rapuh, sampah plastik tersebut dijual ke pabrik  semen  untuk menjadi bahan baku tambahan.

Kedung Mutih memiliki organisasi penggerak yang biasa disebut organisasi mutiara laut srikandi, terdiri dari ibu-ibu di wilayah kedungmutih. Kendala mereka yaitu kurangnya dukungan dari desa, tidak adanya TPA, Armada dan mobil pemungutan sampah sehingga pengelolaan sampah menjadi terhambat. (Adm)

Foto: Sosialisasi dan Diskusi dengan kelompok Mutiara Laut Srikandi. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Telah Dibuka! Commercial Diving Training

Telah Dibuka! Commercial Diving Training

​FPIK, SEMARANG – [PELATIHAN DAN SERTIFIKASI SELAM KOMERSIAL] Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (FPIK UNDIP) dengan bangga mempersembahkan “Commercial Diving Training”. Program selam kerja atau penyelaman komersil ini dirancang secara partisipatif bekerjasama dengan stakeholder terkait baik swasta atau industri dan pemerintah serta assosiasi. Pelatihan ini meliputi kegiatan pendalaman teori, praktik, simulasi, serta assessment untuk memenuhi standar minimal silabus selam kerja/komersial sesuai dengan regulasi selam Republik Indonesia.

Pelatihan ini bertujuan untuk mencetak para peselam komersil demi memenuhi kebutuhan akan penyelam untuk pekerjaan dibidang indurstri, baik on-shore maupun off-shore. Selain itu, pelatihan ini juga bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia Penyelam Kerja yang mempunyai kompetensi dan wewenang melakukan pekerjaan bawah air dan memberikan mereka kesempatan berkarir dibidang industri bahari.

 

Pelaksanaan Pelatihan:

7 – 14 Desember 2021 | berlokasi di Kampus FPIK UNDIP dan Kolam Kodam Diponegoro

 

Biaya:

Rp 6.000.000,- (Sudah termasuk pelatihan dan sertifikasi, makan, dan transportasi dari Kampus ke Kodam Diponegoro)

 

Materi Pelatihan:

  • Penggunaan KMB dan peralatan pendukung selam Komersil.
  • Underwater Welding and Cutting.
  • Pengenalan Underwater NDT untuk Offshore platform.
  • Teknik rigging, flange to flange installation dan sea bed survey.
  • Diver Evacuation and Rescue.
  • Basic Sea Survival, Basic First Aid, Basic Safety dan Work Permit System.

 

Persyaratan Peserta Pelatihan:

  • Warga Negara Indonesia.
  • Sehat Jasmani dan Rohani (Berstatus Fit to Dive, dibuktikan dengan Medical Check Up dan Test Antigen).
  • Saat mendaftar berusia tidak kurang dari 19 tahun.

 

Sertifikat yang Diperoleh:

  • Sertifikat Commercial Diving.
  • Sertifikat Pekerja Selam Kelas-1.
  • Sertifikat Basic Sea Survival.
  • Sertifikat Basic First Aid.
  • Sertifikat Basic Safety.
  • Sertifikat Work Permit System.

 

Pendaftaran:

Klik di sini

 

Informasi:

085803053433 (Bachrun)