FPIK, SEMARANG – Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UNDIP gelar ICTCRED (International Conference on Tropical and Coastal Region Eco Development) yang ke-5 pada 17-18 September 2019 di Hotel Gumaya, Semarang. Seminar internasional tersebut merupakan acara tahunan yang bertujuan untuk mempromosikan dan menyebarluaskan hasil penelitian dengan ruang lingkup tropical and Coastal Region Eco Development.
Tema ICTRED pada tahun ini adalah Pengelolaan Wilayah Pesisir Terintegrasi untuk Pembangunan yang Berkelanjutan. Ketua panitia Aris Ismanto mengatakan, melalui acara seminar ini, FPIK Universitas Diponegoro mendorong para akademisi, peneliti, dan mahasiswa untuk mempublikasikan hasil penelitian pada jurnal dan prosiding internasional yang bereputasi.
Dekan FPIK Prof. Tri Winarni mengatakan bahwa kegiatan seminar tersebut juga merupakan kolaborasi dari bidang hukum, sosial, ekonomi, dan kelautan.
“Sebagaimana diketahui bahwa Undip sebetulnya memiliki pola ilmiah pokok tentang pengembangan wilayah pantai, kemudian dijadikan dasar sebagai penyelenggaraan konferensi tersebut,” ujarnya dikutip dari situs resmi Undip.
Dekan berharap kegiatan tersebut dapat menjadi wadah bagi para peneliti di Undip dan stakeholder lainya yang bergulat/ berkecimpung penelitian terkait tropical dan coastal.
Hadir dalam acara tersebut Wakil Rektor bidang Riset dan Inovasi Prof. Ambariyanto, Dekan FH Undip Prof. Retno Saraswati, akademisi dari berbagai bidang kelautan dan militer, serta civitas akademika.
Beberapa pembicara kunci yang berkontribusi pada ICTCRED 2019, antara lain Budi P. Resosudarmo dari Australian National University, Australia, Erik de Ruijter van Steveninck dari IHE Delft Institute for Water Education, Belanda, serta Hiroki Saeki dari Hokaido University, Jepang.
Selain itu juga Eddy Pratomo dari Universitas Diponegoro dan Tony Hadibarata dari Curtin University, Malaysia.
Hasil penelitian yang dipresentasikan di ICTCRED 2019 menurut rencana akan dipublikasikan di proceedings of the Institute of Physics (IOP), Biodiversitas, WRA (World Researchers Associations), dan AACL (Aquaculture, Aquarium, Conservation & Legislation) Bioflux.(nug)
Penulis: Nugroho, semaranginside.com