FPIK, SEMARANG – (Sumber berita: suaramerdeka.com) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (FPIK UNDIP) menggencarkan riset mencegah risiko kepunahan spesies ikan di Danau Air Tawar Rawa Pening. Terdeteksi jenis ikan Nilem atau Lumajang (Cycloceilichthys enoplos), Wader Ijo (Osteochilus vittatus) hingga Wader Bintik Dua (Barbodes binotatus) yang termasuk spesies langka masih bertahan hidup. “Ikan semacam itu dinamakan endemik atau ikan asli yang keberadaannya hanya di satu tempat dan tidak mungkin dijumpai di lokasi lain,” tutur Guru Besar FPIK UNDIP, Prof Dr Agus Hartoko yang merupakan pembimbing mahasiswa.
Riset ini melibatkan aktivitas penelusuran biota oleh Nisrina Septi Haryani mahasiswi Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK UNDIP dibimbing dosen Agus Hartoko dan Dr Diah Ayuningrum. Penemuan spesies itu setelah diterapkan model penelitian morfologi, morfometri dan keanekaragaman genetik dengan DNA barcoding. “Tujuan penelitian memang untuk mengetahui jenis spesies endemik di Rawa Pening terutama ikan wader. Metode yang dipakai mendasari analisa morfologi, teknik morfometri atau meristik dan analisa molekuler dengan metoda DNA Barcoding. Selain itu juga melalui hubungan filogenetik serta tingkat keragaman genetiknya,’’ tambah Agus.

Foto: Dokumentasi Mahasiswa FPIK UNDIP
Penelitian dilaksanakan bulan Maret-Oktober 2021. Dari hasil analisa 33 individu ikan yang diteliti akhirnya diperoleh tiga spesies ikan endemik. Pentingnya riset semacam ini adalah membawa manfaat pelestarian keragaman genetik serta upaya penangkaran ikan endemik seperti jenis wader agar tidak punah di Rawa Pening. Tanpa langkah konkrit ikan semacam ini suatu ketika bisa hilang selamanya. Temuan ini sekaligus melengkapi keberadaan lima spesies yang terlebih dulu dikenali berada di tempat ini. Ikan asli yang pernah tercatat di Rawa Pening pada penelitian tahun 2006 yaitu ikan Wader Pari (R. lateristriata), Wader Putih (R. jacobsoni), Wader Andong (B. canchonius), Wader Cakul (P. binotatus) dan Wader Ijo (O. vittatus).
Sumber: Suara Merdeka